
JAKARTA (ISL News) - PT Pelindo Solusi Logistik atau (“SPSL”) sebagai Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo pada klaster logistik dan hinterland development terus meningkatkan kinerja di tengah era disrupsi melalui akselerasi digitalisasi bisnis.
Kiki M.
Hikmat selaku Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL mengatakan
bahwa perusahaan turut mendukung program pemerintah untuk memanfaatkan tren
digitalisasi dengan membangun ekosistem digital agar dapat terus berkembang.
“Upaya digitalisasi yang dilakukan perusahaan
bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan layanan kepada masyarakat dan pengguna
jasa. Saat ini SPSL telah melakukan Go-Live Aplikasi E-Nota, Aplikasi Audit Management System (“AMS”), dan sistem
Reminder perjanjian pada portal Project Management Information System
(“PMIS”),” Jelas Kiki.
Aplikasi E-Nota
merupakan aplikasi yang didesain secara khusus untuk melayani transaksi
penerbitan nota layanan jasa logistik maupun hinterland development secara elektronik. Dengan adanya Aplikasi
E-Nota ini, pengguna jasa tidak perlu menunggu proses penerbitan nota tagihan
secara manual oleh SPSL Group.
Selanjutnya,
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan mendorong kepatuhan terhadap ketentuan
yang berlaku, SPSL juga melakukan penguatan sistem untuk optimalisasi manajemen
audit berbasis digital dengan mengimplementasikan Audit
Management System (“AMS”).
Langkah
yang dilakukan ini sejalan dengan Standard
Institute of Internal Auditors (IIA) khususnya standard IIA No 1220.A2
mengenai AMS di mana, tujuan dari standard tersebut adalah dalam melaksanakan professionalisme (due professional care), Internal Auditor harus mempertimbangkan
penggunaan audit berbasis teknologi dan teknik analisa data lainnya.
Sebelumnya, kegiatan audit internal perusahaan masih dilakukan secara manual,
sehingga AMS menjadi solusi penting untuk efisiensi dan efektivitas dalam
proses audit.
Tujuan
utama dari implementasi AMS adalah untuk mendukung dan memperlancar proses
audit di Satuan Pengawasan Intern (“SPI”), meningkatkan efektivitas, efisiensi,
serta kualitas informasi dan pelaporan audit. Selain itu, AMS juga
memaksimalkan fungsi dengan pemberian lisensi user kepada setiap
auditor, memudahkan para auditee dalam pengisian kegiatan tindak lanjut
melalui AMS, dan memberikan kemudahan bagi SPI dalam memonitor pelaksanaan
kegiatan audit serta tindak lanjutnya.
Implementasi
AMS merupakan upaya digitalisasi yang mencakup proses bisnis dan berbagai
fungsionalitas sistem dalam AMS, termasuk pengelolaan data audit yang lebih
cepat dan akurat, pemantauan tindak lanjut Laporan Hasil Audit (LHA) secara
online, pencatatan laporan tindak lanjut temuan, membuat analisis dan evaluasi
terkait tindak lanjut temuan, serta pembuatan Laporan Hasil Audit (LHA).
Melalui Aplikasi AMS, semua aspek ini dapat diintegrasikan untuk meningkatkan
efisiensi dan ketepatan dalam manajemen audit.
Selain E-nota
dan AMS, SPSL juga melakukan digitalisasi terhadap sistem reminder perjanjian melalui portal Project Management Information System (“PMIS”). Lingkup sistem reminder perjanjian ini meliputi dashboard
perjanjian, sistem reminder yang akan memberikan informasi kapan suatu
perjanjian akan berakhir, dan penyajian informasi mengenai perjanjian
yang sedang berlangsung. Sistem reminder
ini dibuat untuk memitigasi risiko untuk mencegah timbulnya masalah hukum,
menjaga tertib administrasi, dan menjamin keberlangsungan monitoring dokumen-dokumen perjanjian.
“Saat ini supply
chain telah memanfaatkan teknologi digital. Untuk itu, kami ingin bekerja
lebih cepat dan transparan demi kepuasan para pengguna jasa baik secara
langsung maupun tidak langsung. Karena yang paling penting dari digitalisasi
ini adalah mengubah mindset kita
menjadi lebih adaptif dan inovatif, sehingga diharapkan dapat menjaga hubungan
bisnis perusahaan, menjaga kepuasan para pengguna jasa, efisiensi biaya
perusahaan, serta membuat kualitas dan produktivitas perusahaan menjadi lebih
baik,” tambah Kiki.
(Redaksi
ISL News/Corcom SPSL/email:islnewstv@gmail.com).