BELAWAN (ISL News) - Upaya mengurai kepadatan arus truk di kawasan Pelabuhan Belawan
memasuki fase baru. PT Prima Multi Terminal (PT PMT) bersama Regional 1 Pelindo
dan PT Belawan New Container Terminal (BNCT) menggelar sosialisasi penerapan
Terminal Booking System (TBS) kepada para pemangku kepentingan di Kantor Grha
Pelindo Belawan, Rabu–Kamis (3–4/12/2025).
Kegiatan ini
menjadi langkah penting menyongsong implementasi penuh TBS pada minggu kedua
Desember 2025. Sistem tersebut merupakan bagian dari Program Strategis Nasional
Pencegahan Korupsi, sekaligus inisiatif untuk meningkatkan tertib lalu lintas
logistik dan efektivitas operasional di kawasan pelabuhan.
Selama
bertahun-tahun, antrean panjang truk menjadi persoalan klasik di pintu masuk
terminal, terutama pada jam padat bongkar muat. Melalui mekanisme reservasi
waktu kedatangan truk, TBS dinilai mampu memangkas penumpukan kendaraan serta
memperlancar arus kontainer.
Kepala Bidang
Lalu Lintas KSOP Utama Belawan, Didi Supriyadi, menilai penerapan sistem ini
merupakan kebutuhan mendesak. “Di Pelabuhan Belawan ada dua pengelola terminal,
yakni PT PMT dan PT BNCT. Dengan penerapan sistem ini, kami berharap kemacetan
di area masuk dan keluar terminal dapat ditekan secara signifikan,” ujar Didi
saat membuka sosialisasi.
Ia menekankan
bahwa inovasi ini bukan sistem baru sepenuhnya. TBS berfungsi sebagai
penambahan menu pada sistem Parama yang telah lebih dahulu digunakan. Dengan
demikian, pengguna jasa—termasuk EMKL dan operator transportasi—hanya perlu
menyesuaikan penginputan jadwal melalui slot waktu yang ditentukan.
Regional
Division Head Operation Pelindo Regional 1, Abu Bakar Siddiq, menjelaskan bahwa
TBS telah diimplementasikan di sejumlah terminal Pelindo di Indonesia. Kini,
saatnya Pelabuhan Belawan menyelaraskan langkah tersebut.
“Ini sistem
dengan tujuan baik—untuk mengurai kemacetan dan berdampak pada efisiensi BBM,
kelancaran aktivitas logistik, hingga peningkatan keselamatan. Kami berharap
dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan,” kata Abu.
Penerapan TBS
juga dinilai sebagai bagian dari transformasi layanan Pelindo, terutama dalam
meningkatkan transparansi operasional serta menekan potensi praktik menyimpang.
Sebagai pengelola Terminal Domestik Belawan, PT PMT menyiapkan sejumlah langkah
agar informasi tersampaikan secara luas.
Direktur
Operasi dan Teknik PT PMT, Wahyudi, mengatakan perusahaan membuka saluran
komunikasi khusus untuk mendampingi pengguna jasa selama masa transisi. “Kami
akan memasang spanduk informasi, memperbarui kanal komunikasi di grup WhatsApp,
mengoptimalkan layanan customer care, serta bekerja sama dengan PT ILCS agar
pelaksanaan sistem berjalan lancar,” ujarnya.
Dengan adanya
TBS, Terminal akan mengoptimalkan kegiatan Receiving dan Delivery selama 24
jam, dan pengguna jasa dapat memilih slot waktu, sesuai kapasitas Terminal yang
tersedia, mulai saat melakukan pendaftaran kontainer. Metode ini memungkinkan
terminal mengendalikan arus truk secara terukur dan mencegah penumpukan yang
selama ini sulit diprediksi.
Data
kedatangan juga akan terekam lebih rapi untuk kepentingan pengaturan
operasional. Seluruh pengelola terminal di Pelabuhan Belawan dijadwalkan
mengimplementasikan sistem ini secara serentak pada minggu kedua Desember 2025.
Pelindo berharap TBS dapat menjadi titik awal pembenahan menyeluruh terhadap
sistem layanan logistik, sekaligus meningkatkan daya saing pelabuhan di kawasan
barat Indonesia.




















