
JAKARTA (ISL News) - Indonesia sebagai negara ke pulauan membutuhkan sistem logistik yang terintegrasi, efisien dan adaptif. Menyadari tantangan tersebut, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS) selaku anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mengambil peran dalam membangun pondasi digital untuk mendukung kelancaran arus barang dari pelabuhan hingga ke tangan konsumen.
ILCS mengembangkan
berbagai platform digital yang menjadi bagian penting dari transformasi layanan
kepelabuhanan nasional. Sistem seperti Terminal Operating System (TOS
Nusantara) untuk terminal petikemas dan Multipurpose Operating System (PTOS-M)
untuk terminal multipurpose yang dapat membantu mempercepat dan menata proses
bongkar muat, tracking & tracing, serta mendukung transparansi
operasional di Pelabuhan. Pengelolaan layanan kapal berbasis digital juga
diperkuat dengan hadirnya Marine Operating System (Phinnisi) sebuat
platform pengelolaan layanan kapal berbasis digital yang bertujuan memastikan
layanan pemanduan kapal berlangsung lebih terstruktur dan terdokumentasi.
Sebagai bagian untuk
memperluas konektivitas logistik dan mempermudah akses masyarakat terhadap
layanan logistik, ILCS mengembangkan Parama, sebuah portal digital terpadu yang
dirancang sebagai titik masuk bagi pengguna layanan logistik nasional. Parama
mencakup beberapa fitur utama seperti menyediakan booking layanan kepelabuhanan
untuk memudahkan proses permintaan layanan logistik Truck
Booking System (TBS) untuk mengatur kedatangan kendaraan ke pelabuhan
secara tertib, serta track and trace kontainer yang membantu pelanggan
memantau pergerakan barang secara real-time.
Di sisi lain,
digitalisasi dalam aspek pembayaran juga diperkuat melalui pengembangan sistem
yang memungkinkan proses billing dan settlement dilakukan secara transparan dan
terintegrasi. Dengan pendekatan ini, pelayanan logistik menjadi lebih transparan,
akuntabel dan mendorong efisiensi biaya dengan menggunakan Platform Praya.
Saat ini, Implementasi
sistem yang dikembangkan oleh ILCS telah beroperasi di berbagai pelabuhan utama
dan kawasan industri strategis di Indonesia, seperti Pelabuhan Tanjung Priok di
Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Belawan di Medan hingga
sejumlah pelabuhan di wilayah Indonesia Timur seperti Sorong dan Jayapura. Area
operasional ini terus diperluas untuk mendukung konektivitas antar pulau,
memperkuat jaringan logistik nasional, dan memastikan bahwa transformasi
digital menjangkau seluruh pelosok nusantara.
Direktur Utama ILCS Natal
Iman Ginting, menegaskan bahwa digitalisasi pelabuhan hanyalah satu langkah
awal dari visi yang lebih besar yakni membangun ekosistem logistik nasional
yang terkoneksi dari hulu ke hilir. Dengan pendekatan terintegrasi, ILCS
berupaya mempercepat pergerakan barang, memperkecil bottleneck
distribusi, serta mendukung terciptanya ekosistem perdagangan yang lebih
resilien dan inklusif.
ILCS percaya bahwa
membangun sistem logistik nasional bukan sekadar tentang teknologi, melainkan
tentang membangun pondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan
kolaborasi berbagai pihak, serta penerapan inovasi yang tepat sasaran,
Indonesia diharapkan mampu mewujudkan potensinya sebagai poros maritim dunia.
(Redaksi ISL News/Corcom
ILCS/email:islnews@gmail.com).