Iklan Top Header PT BKI (Persero)


 

terkini

PELINDO Sebagai INDONESIA MARITIME GATEWAY dan Optimalisasi Layanan Digital HI-CO SCAN X-RAY SYSTEM

16/09/23, 15:28 WIB Last Updated 2023-09-16T09:17:26Z

 



JAKARTA - INDONESIA (ISL News)
– Seperti diketahui memasuki tahun kedua (2023) Program Merger Pelindo 'mendapat amanah' dari pemerintah dengan tagline barunya yakni Pelindo sebagai Indonesia Maritime Gateway, yang dicanangkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, pada Januari 2023 lalu.


Secara arti kata tagline baru Pelindo itu bisa diartikan bahwa Pelindo menjadi Pintu Gerbang Maritim Indonesia. Tagline baru ini memperkuat posisi Pelindo dengan visi menjadi pemimpin ekosistem maritim berkelas dunia.


Dalam hal ini, Menteri Erick waktu itu menegaskan bahwa untuk membangun ekosistem harus ada peran serta dari supply chain, ekosistem di belakangnya (hinteland) Pelindo yakni kawasan industri dan logistik yang terintegrasi dengan Pelabuhan. Dengan demikian Pelindo akan menjadi perusahaan BUMN yang kompetitif, sehat dan bisa bersaing secara global.


“Karena peran logistik (pelabuhan-red) ini sangat penting untuk menopang perekonomian Indonesia, ibaratnya (pelabuhan-red) ini menjadi nadinya perekonomian nasional,” tegas Erick, saat pencanangan waktu itu.


Terkait dengan visi Pelindo sebagai Indonesia Maritime Gateway, salah satunya sejalan dengan apresiasi yang dikemukakan oleh Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok. Bahwa saat Press Conference di Kantornya, pada Agustus 2023 kemarin, Ka. OP Utama Tanjung Priok, Ir. Subagyo mengatakan, bahwa Pelindo (sebagai Indonesia Maritime Gateway-red) harus menerapkan digitalisasi layanan secara maksimal di semua lini khususnya di layanan terminal operator petikemas.


“Bahwa pelabuhan dalam hal ini Pelindo (sebagai pintu gerbang maritim Indonesia-red) itu tepatnya ada di layanan terminal operator petikemas, di sini yang dilihat oleh perusahaan pelayaran dunia, yakni ketika Kapal-kapal ocean going yang sedang melakukan kegiatan bongkar muat kontener impor dan ekspor, mulai dari kecepatan proses bongkar muat petikemas, terlebih adalah berkenaan dengan isi atau muatan kontener apakah sudah sesuai dengan dokumen atau tidak,” ungkap Subagyo.


Kalau pemeriksaan isi kontener masih lebih banyak dilakukan secara manual, maka butuh waktu lama, dari pergerakan petikemas ekspor, sejak sedari pintu gerbang terminal petikemas menuju dermaga hingga naik ke atas kapal.


Untuk itu, kata Subagyo, pihaknya (Kantor Otoritas PelabuhanTanjung Priok-red) tengah menjajaki untuk menerapkan program HI-CO SCAN X-RAY SYSTEM yakni alat pemindai kontener dengan resolusi tinggi. “Alat HI-CO SCAN ini menjadi kebutuhan yang harus segera ada di seluruh terminal petikemas ekspor dan impor (yang saat ini dalam pengelolaan PT Pelindo (Persero) di seluruh Indonesia,” ungkap Subagyo.


Di Pelabuhan Tanjung Priok, kata Subagyo, HI-CO SCAN  baru ada di Terminal Graha Segara. “Dan satu lagi masih dalam proses implementasi yakni HI-CO SCAN yang dikelola PT Multi Terminal Indonesia (MTI) Multi SCM. Penerapan alat ini oleh MTI masih ‘terganjal’ oleh tarif (struktur tarif) yang akan dibebankan kepada pemilik barang,” ungkap Subagyo.


Kalau HI-CO SCAN  di MTI sudah beroperasi maka di Pelabuhan Tanjung priok sudah ada dua unit alat HI-CO SCAN .    

 

Minimal 5 Unit Alat HI-CO SCAN 

Bicara alat HI-CO SCAN ini saat ini menjadi kebutuhan, karena menurut Subagyo, hal itu sealan dengan PT Pelindo (Persero) yang sudah merger, dimana pada 1 Oktober 2023 besok sudah memasuki tahun ke-2, maka  minimal untuk tahun ini (2023) sudah punya 5 unit alat HI-CO SCAN .


“Lima unit HI-CO SCAN  itu harus sudah dimiliki oleh terminal petikemas di pelabuhan utama, seperti di Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pelabuhan Makassar. Dan sebenarnya tidak terlalu sulit untuk pengadaan alat ini. Karena posisi Pelindo sudah merger, sehingga sangat mudah dalam pengambilan keputusan. Berbeda ketika Pelindo masih terdiri dari 4 badan usaha Perseroan,” Ujarnya.


Sebagai gambaran, untuk Pelabuhan Singapura saat ini sudah memiliki 50 unit HI-CO SCAN . “Kemudian Pelabuhan Tanjung Pelepas, juga sudah memiliki 20 Unit. Maka untuk Pelabuhan Indonesia, biss menjadi kebutuhan, agar layanan petikemas ekspor dan impor itu berstandar dunia,” ungkapnya.


Dijelaskan, untuk investasi alat HI-CO SCAN ini berkisar diangka Rp. 60 Miliar hingga Rp. 70  Miliar. “Biaya ini dari mulai proses pembelian atau pengadaan alat hingga pengoperasiannya,” Kata Subagyo.


Dan yang terpenting lagi, kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengoperasikan alat HI-CO SCAN tersebut juga sudah harus disiapkan. “Dan sebagai gambaran bahwa alat ini beroperasi secara terus menerus selama 24 jam, dan dari  kinerja alat ini, dalam 1 (satu) jam dapat membaca atau mendeteksi lebih dari 200 item. Dan tentunya alat ini perlu petugas yang benar-benar punya skill yang bagus,” jelasnya.


(Seftiana Dewi /Redaksi ISL News TV/email:islnewstv@gmail.com).

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PELINDO Sebagai INDONESIA MARITIME GATEWAY dan Optimalisasi Layanan Digital HI-CO SCAN X-RAY SYSTEM

Terkini

Topik Populer