
JAKARTA (ISL News) - PT Pelindo Solusi Logistik atau SPSL sebagai Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo terus melakukan upaya eksplorasi potensi bisnis perusahaan di tahun kedua pasca penggabungan (merger) Pelindo untuk mendorong integrasi ekosistem dan efisiensi rantai logistik.
Sejalan
dengan roadmap Perusahaan tahun 2023-2024 yakni ekspansi ekosistem yang
ditopang melalui komponen-komponen pendukung meliputi penguatan struktur
organisasi & kemampuan keuangan, standarisasi dan sistemisasi layanan
logistik, strategic partnership &
commercial excellence dan hinterland
development & ecosystem connectivity.
“Menginjak
tahun kedua pasca merger Pelindo, SPSL terus melakukan upaya menciptakan value creation serta berkomitmen untuk
terus memberikan service excellence.
Melalui salah satu Anak Perusahaannya yakni PT Prima Indonesia Logistik atau PT
PIL, SPSL bersinergi dengan Badan Usaha Milik Daerah Aceh (BUMD/BUMA) yakni PT
Pembangunan Aceh (PEMA) dalam pelaksanaan kerjasama pemanfaatan lapangan
penumpukan di Pelabuhan Kuala Langsa,” kata Direktur Utama SPSL, Joko
Noerhudha.
Kerjasama pemanfaatan
lapangan penumpukan dengan luas lahan sebesar 2.938 m2 sebagai stockpile
cargo sulfur dan dengan estimasi realisasi volume cargo sulfur tahun
2023 adalah sebesar lebih kurang 8000 sampai dengan 9000 MT dengan estimasi shipment
3 sampai dengan 4 kali dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024
menjadi lebih kurang 10.000 MT.
PT PIL memahami keinginan pengguna jasa dalam hal ini PT PEMA untuk memanfaatkan lapangan penumpukan terbuka sebagai stockpile penumpukan cargo sulfur, dan kedepan PT PIL juga akan melakukan kolaborasi dengan Pelindo Regional I Lhokseumawe untuk mengoptimalkan aset lainnya yang ada di wilayah kerja Pelindo Regional I Lhokseumawe.
Badan
Pusat Statistik (BPS) menunjukan Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 mencapai
Rp5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp2.961,2 triliun. Ekonomi
Indonesia triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 15,93 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen
ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68 persen.
“Kondisi ini
diharapkan dapat meningkatkan potensi kegiatan ekspor serta terciptanya
efisiensi rantai pasok produk-produk nasional khususnya di wilayah Aceh, sehingga
ke depan dapat meningkatkan pertumbuhan perdagangan dan perekonomian,” tutup
Joko Noerhudha.