
SURABAYA (ISL News) - Sejumlah upaya untuk meningkatkan produktivitas terminal peti kemas terus dilakukan PT Pelindo Terminal Petikemas atau SPTP. Salah satunya melalui optimalisasi aset peralatan bongkar muat terminal peti kemas yang tersebar di seluruh terminal di wilayah Indonesia. Pemindahan peralatan dari satu terminal ke terminal lainnya menjadi salah satu langkah yang ditempuh oleh SPTP.
Corporate Secretary SPTP
Widyaswendra mengatakan optimalisasi aset menjadi program unggulan perseroan
pasca merger Pelindo. Pemindahan peralatan diharapkan mampu mendukung kinerja bongkar
muat terminal peti kemas di terminal yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi.
Selain itu, optimalisasi aset menjadi cara perseroan untuk dapat merencanakan
kebutuhan investasi sesuai kebutuhan agar lebih maksimal.
“Pemindahan peralatan juga menjadi
upaya utilisasi peralatan bongkar muat, yang tentunya diselaraskan dengan
infrastruktur dan tren ukuran kapal dan arus peti kemas yang terus meningkat,”
katanya, Selasa kemarin (17/05).
Widyaswendra menyebut pemindahan
peralatan bongkar muat yang saat ini sedang berjalan meliputi 2 unit Rubber
Tyred Gantry Crane/RTG (alat bongkar muat peti kemas di lapangan
penumpukan) dari TPK MNP, Makassar ke PT Kaltim Kariangau Terminal. Selanjutnya
1 unit Quay Container Crane/QCC (alat bongkar muat peti kemas di
dermaga) dari Pelabuhan Ternate ke PT Kaltim Kariangau Terminal. Pemindahan
lainnya adalah 2 unit QCC dari PT Jakarta International Container Terminal
(JICT) ke TPK MNP, Makassar.
“Tidak hanya pada peralatan jenis
RTG dan QCC, optimalisasi aset juga terhadap beberapa peralatan lainnya, dengan
dukungan peralatan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kinerja bongkar muat
peti kemas yang berdampak pada berkurangnya waktu sandar kapal di terminal atau
port stay, sehingga kapal dapat segera berlayar kembali yang akan berdampak
pada berkurangnya biaya,” lanjut Widyaswendra.
Sementara itu, sejumlah upaya
perbaikan terminal peti kemas oleh PT Pelindo Terminal Petikemas sudah mulai
dirasakan oleh para pengguna jasa. Kepala PT Tanto Intim Line Cabang Ambon
Vence Pattiwael mengungkapkan peningkatan kinerja operasional di TPK Ambon
mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Pihaknya mengaku saat ini waktu
bongkar muat satu kapal dengan muatan 600 peti kemas dapat diselesaikan dalam
waktu kurang lebih 36 jam.
"Kami pernah mengalami untuk
bongkar muat 200 peti kemas sampai memakan waktu lebih dari 3 hari, dengan
sistem yang ada sekarang tentu lebih cepat dan yang terpenting untuk layanan
administrasi sudah dapat diakses dengan telepon, tidak perlu antre,"
urainya.
Hal senada disampaikan Kepala PT Meratus Line Cabang Makassar Steven Kristanto yang menyebut layanan pengaduan pelanggan di TPK Makassar saat ini lebih baik dari sebelumnya. Menurutnya TPK Makassar lebih tanggap dalam menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan oleh para shipping line. Hal itu juga berdampak pada kepercayaan pelanggan terhadap layanan pengiriman barang yang dilakukan oleh Meratus Line.
"Kegiatan bongkar muat di TPK
Makassar saat ini juga semakin cepat, rata-rata bisa mencapai 50 box peti kemas
per jam," ungkapnya.
(Redaksi ISL News/Corcom Pelindo Terminal
Petikemas /email:islnewstv@gmail.com).