BENOA BALI (ISL News) - Pengembangan Pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) mendapat dukungan pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,2 Trilliun. Oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III dana tersebut akan digunakan untuk pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 2 yang merupakan salah satu dari 16 paket pengembangan BMTH.
Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto mengatakan pengerukan alur
dan kolam pelabuhan tahap 2 merupakan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya yang
telah dikerjakan tahun 2019 lalu. Dengan pengerukan alur dan kolam tahap 2
direncanakan kedalaman alur dan kolam Pelabuhan Benoa sepenuhnya merata sedalam
minus 12 meter low water spring (MLWS).
"Pengerukan alur dan kolam ditahap ini areanya lebih luas,
akan menjangkau hingga area pengembangan pelabuhan di sisi utara Pelabuhan
Benoa saat ini, kedalaman akan merata hingga minus 12 MLWS," kata Boy saat
bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (11/09).
Secara rinci Boy menyebut area yang akan dikeruk yakni kolam
dermaga timur, kolam putar, alur pelayaran (pelebaran), kolam dermaga yacht
club. Selanjutnya adalah kolam dermaga LNG, curah cair dan petikemas serta
kolam dermaga selatan.
Pengerukan alur dan kolam pelabuhan dilakukan kembali karena pada
beberapa area kedalaman alur dan kolam masih belum merata. Kedalaman di area
pengembangan pelabuhan misalnya, kedalaman saat ini berkisar antara minus 1-3
MLWS.
"Area pengembangan sisi utara Pelabuhan Benoa direncanakan
untuk area petikemas, curah cair, dan LNG yang terpisah dengan area wisata,
sehingga membutuhkan kolam pelabuhan yang dalam, bisa diakses kapal tanker
dengan panjang 180 meter dengan boot 50.000 deadweight tonnage (DWT)," ungkapnya.
Gubernur Bali I Wayan Koster memberikan apresiasi atas
pengembangan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III. Menurutnya,
konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata
yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.
Dengan demikian pengembangan Pelabuhan Benoa dapat sejalan dengan
visi pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” Melalui Pola
Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
Harmonisasi pembangunan penting untuk menggambarkan kehidupan asli
masyarakat Bali yang lekat akan budaya dan tradisi. Guna menjaga kesucian dan
keharmonisan alam Bali beserta isinya.
“Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Benoa harus merasa jika
mereka berada di Bali saat pertama kali tiba, hal ini penting karena Bali
memiliki nilai budaya yang kuat,” kata Koster.
Lebih lanjut, Koster meminta agar pengembangan Pelabuhan Benoa
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak. Keterlibatan UMKM
juga ditekankan agar perekonomian juga menjangkau seluruh lapisan masyarakat
Bali.
“Masyarakat berhak memperoleh manfaat, sehingga mereka harus
dilibatkan, sediakan tempat bagi mereka di Pelabuhan Benoa, agar nantinya saat
pandemi ini berakhir mereka juga ikut bangkit seiring dengan kapal pesiar yang
kembali datang ke Bali,” tutup Koster.
(Red. ISL News/Pelindo Regional 3 Surabaya/email:redaksiislnewstv@gmail.com).