BANYUWANGI (ISL News) – Tingginya intensitas kegiatan pelayaran, khususnya kegiatan penyeberangan antara Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali tentunya memiliki risiko terjadinya kecelakaan kapal baik itu menyebabkan kebakaran, jatuhnya korban maupun tumpahan minyak yang mencemari dan/atau merusak lingkungan laut. Kementerian Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama stakeholder terkait menggelar simulasi pertolongan kecelakaan kapal dan penanggulangan tumpahan minyak di lintasan penyeberangan Ketapang Banyuwangi – Gilimanuk Bali.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono menyambut baik
kegiatan Latihan Simulasi Pertolongan Kecelakaan Kapal dan Penanggulangan
Tumpahan Minyak pada Lintasan Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk Tahun 2021.
“Ini merupakan sarana untuk menguji kesiapsiagaan personil dan peralatan
penanggulangan musibah pelayaran juga sebagai persiapan dan antisipasi kegiatan
pelayaran untuk Angkutan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022,” ujar Djoko saat
memberikan sambutan serta membuka acara di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
kemarin, Sabtu kemarin (18/12/2021).
Ia menjelaskan, peserta dan pelaku latihan merupakan personil yang
terpilih dari instansi masing-masing yang memiliki tugas dan tanggung jawab
dalam Operasi Pertolongan Kecelakaan Kapal. “Untuk itu besar harapan saya
kiranya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam Latihan Simulasi
Pertolongan Kecelakaan Kapal dan Penanggulangan Tumpahan Minyak pada Lintasan
Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk Tahun 2021 dapat bermanfaat sebagai upaya
kita bersama mewujudkan kesiapan dan kesiagaan dalam upaya pertolongan terhadap
insiden kecelakaan kapal,” kata Djoko.
Selain itu, Ia mengatakan kegiatan Penyelenggaraan Angkutan Laut Natal
2021 dan Tahun Baru 2022, akan dilaksanakan mulai H-8 (17 Desember 2021) sampai
dengan H+7 (8 Januari 2022). Bersamaan dengan penyelenggaraan angkutan laut
nataru ini dilakukan pula kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan
angkutan laut melalui Posko Angkutan Laut Natal dan Tahun Baru 2021/2022.
“Posko ini merupakan bagian dari Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru
Terpadu Kementerian Perhubungan dimana Pelabuhan Ketapang merupakan salah satu
pelabuhan penyeberangan dengan intensitas penumpang yang cukup padat,”
ungkapnya.
Pada penyelenggaraan angkutan laut Natal dan Tahun Baru 2021/2022 kali
ini, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan
jasa angkutan laut sebesar 1,2% dibandingkan dengan realisasi jumlah penumpang pada tahun 2020.
Disamping itu, sebelum pelaksanaan simulasi penanganan kecelakaan kapal
dan penanggulangan tumpahan minyak, Djoko berkesempatan menyerahkan sertifikat
penghargaan, 300 buah life jacket dan 100 ring buoy kepada perwakilan Kelompok
Usaha Bersama Nelayan.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif
Toha yang turut hadir memberikan sambutan menyampaikan bahwa latihan ini sangat
bermanfaat untuk mengetahui gambaran terjadinya kecelakaan kapal dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayaran sehingga langkah mitigasi dan pertolongan di
lapangan dapat kita lakukan dengan cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi.
Arif menjelaskan latihan kesiapsiagaan musibah pelayaran di laut
khususnya penanggulangan pencemaran/tumpahan minyak dilaksanakan secara berkala
baik ditingkat regional maupun internasional, nasional maupun lokal seperti
Regional Marpolex, National Marpolex maupun Latihan kesiapsiagaan lainnya.
“Pada tahun 2019 lalu telah dilaksanakan Regional Marpolex di Davao
Philipina dimana Indonesia menjadi bagian dari Latihan di maksud. Rencananya
Regional Marpolex akan kembali dilaksanakan pada tahun 2022 di perairan
Makassar. Sementara itu, untuk National Marpolex secara rutin telah
dilaksanakan dan terakhir sukses diselenggarakan di Pelabuhan Panjang, Lampung
tahun 2020,” tuturnya.
Terakhir, Arif menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung terselenggaranya latihan ini, serta terus mendukung semua
kegiatan terkait peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran serta
perlindungan lingkungan maritim.
Sebagai informasi, latihan ini
diikuti oleh kurang lebih 17 (tujuh belas) unsur yang berasal dari berbagai
instansi antara lain KSOP Kelas III Tanjung Wangi, Pangkalan TNI AL Banyuwangi,
SATPOLAIR Polresta Banyuwangi, BASARNAS, BPTD Jawa Timur, KP3, Stasiun Radio
Pantai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, PT. Pelindo III Cabang Tanjung Wangi, KT.
Joyoboyo I dan TB. Perkasa 07, PT. ASDP Indonesia, KMP. Prathita, DPC GAPASDAP,
DPC INFA, PT. Dharma Lautan Utama, KMP Dharma Rucitra serta KN. GRANTIN P. 211.
(Red. ISL News/Humas
HUBLA/email:redaksiislnewstv@gmail.com).