
BANDUNG (ISL News) - Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi kontribusi sektor logistik (transportasi dan pergudangan termasuk kurir) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga akhir tahun 2021 sebesar Rp 676,0 triliun atau terkontraksi sebesar 2,03 persen (y-on-y).
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) hingga Triwulan III-2021 SCI juga memprediksi kontribusi sektor
itu pada tahun 2022 sebesar Rp 699,1 triliun atau tumbuh sebesar 1,08 persen
(y-on-y).
Untuk subsektor transportasi, SCI
memperkirakan kontribusi terhadap PDB tahun 2021 sebesar Rp 548,8 triliun atau
terkontraksi sebesar 1,36 persen (y-on-y) dan pada tahun 2022 sebesar Rp 568,6
triliun atau tumbuh sebesar 1,15 persen (y-on-y).
Sementara untuk subsektor
pergudangan), SCI memperkirakan kontribusi terhadap PDB tahun 2021 sebesar Rp
127,2 triliun atau terkontraksi sebesar 5,54 persen (y-on-y) dan pada tahun
2022 sebesar Rp 130,4 triliun atau tumbuh sebesar 0,71 persen (y-on-y).
Chairman SCI Setijadi menjelaskan
pertumbuhan sektor logistik tahun 2022 akan didorong terutama oleh kinerja
sektor industri pengolahan, terutama non-migas, diikuti oleh sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan; sektor perdagangan; sektor konstruksi; serta sektor
pertambangan.
Pada tahun 2021, kontributor
industri pengolahan non-migas adalah industri makanan dan minuman (sebesar 38,4
persen), diikuti industri kimia dan farmasi (11,4 persen), industri barang
logam dan elektronik (8,7 persen), industri alat angkutan (8,4 persen), serta
industri tekstil dan pakaian jadi (6,1 persen).
Kinerja sektor logistik pada
tahun 2022 juga didorong oleh kinerja ekspor-impor yang terus membaik selama
tahun 2021. Pada November 2021, tercatat dari data BPS peningkatan nilai ekspor
sebesar 49,70 persen (y-on-y) dan peningkatan nilai impor sebesar 52,62 persen
(y-on-y).
Setijadi menyatakan perusahaan
penyedia jasa logistik perlu melakukan perencanaan bisnis yang tepat terkait
pertumbuhan tipis sektor logistik pada tahun 2022. Penguatan dan perluasan
segmentasi pasar dapat dilakukan terhadap beberapa sektor dan kelompok produk
atau komoditas dengan volume dan tingkat pertumbuhan yang baik.
Perusahaan penyedia jasa logistik
juga perlu mencermati perubahan sosial dan pola bisnis yang mempengaruhi
operasional logistik seperti sharing economy, logistics marketplaces, dan
omnichannel logistics.
Selain itu, berbagai perkembangan
teknologi terkait perlu dicermati dan dimanfaatkan seperti big data analytics,
artificial intelligence, internet of things, block chain, cloud logistics,
serta robotics & automation.
Secara internal, perusahaan perlu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dengan peningkatan
kapabilitas proses, pemanfaatan teknologi, dan kompetensi SDM.
(Red. ISL News/Humas SCI/email:redaksiislnewstv@gmail.com).