MAKASSAR (ISL News) - PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) sebagai salah satu Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging dan Shipyard (MEPS) senantiasa berupaya untuk meningkatkan kewaspadan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan dalam pelayanan termasuk dalam menghadapi kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera.
Kali ini SPJM melalui
program rutin setiap tahunnya, kembali menyelenggarakan workshop yang
dilaksanakan peningkatan ketrampilan Basic Life Support (BLS) di
5 (lima) kota di wilayah kerja operasionalnya.
BLS kali ini juga dirangkaikan dengan kegiatan sharing session
terkait budaya perusahaan, kepegawaian dan Keselamatan, Kesehatan Kerja
(K3) dan dilaksanakan di 5 (lima) kota yaitu: Makassar,
Balikpapan, Palembang, Banjarmasin dan Dumai. Kegiatan yang diinisiasi oleh tim
Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L)
berkolaborasi dengan tim SDM SPJM ini diikuti oleh seluruh personil di
masing-masing lokasi diantaranya pimpinan unit, personil operasional, pandu,
tenaga kebersihan dan pengamanan SPJM Grup.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber mumpuni bekerjasama dengan RS
PHC Surabaya yang menjadi pemateri dan fasilitator selama kegiatan berlangsung.
Pelatihan BLS merupakan pelatihan yang mengajarkan keterampilan dasar dan pengetahuan
untuk memberikan pertolongan segera pada kondisi darurat yang mengancam jiwa,
seperti henti jantung dan henti napas. Pelatihan ini
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan para peserta dalam mengenali kondisi
darurat, memberikan pertolongan segera, termasuk melakukan
Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan benar dan menggunakan
Automated External Defibrillator (AED).
SVP Sekretaris
Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick menyampaikan bahwa SPJM sadar bahwa kegiatan
pelayanan operasional di pelabuhan dengan volume kegiatan yang tinggi selama 24
jam memiliki risiko cukup besar untuk menghadapi kondisi darurat. Pelaksanaan
workshop BLS ini merupakan upaya SPJM untuk membekali personil di lapangan jika
suatu saat menghadapi kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa.
“Peningkatan ketrampilan
BLS ini cukup penting karena memiliki beberapa manfaat diantaranya menyelamatkan nyawa dengan memberikan
pertolongan pertama yang tepat saat terjadi henti jantung atau henti napas,
memberikan kepercayaan
diri dalam
menghadapi situasi darurat, dan meningkatkan kerja sama tim dalam menghadapi kondisi
darurat yang dihadapi pegawai SPJM. Selain itu, kami juga ingin menjadikan
ketrampilan tanggap darurat ini sebagai budaya sehingga personil SPJM bisa
lebih siap menghadapi kondisi darurat di lapangan,”ujarnya.
Pelatihan peningkatan
ketrampilan BLS ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan bertahap oleh
SPJM dengan melibatkan seluruh pegawai di wilayah operasionalnya hingga
tercipta budaya positif dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, responsif,
dan juga meningkatkan profesionalisme personil SPJM dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
(Redaksi ISL News/Corcom
SPJM).




















