CIREBON (ISL News) - Tingginya risiko pencemaran lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan pelabuhan, pelayaran, serta eksploitasi minyak dan gas, menginisiasi Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk menyelenggarakan pelatihan Basic Equipment Operation Training di Cirebon, Rabu kemarin (17/7/2024).
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedi mengungkapkan pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA) yang menunjuk Australia Oil Spill Company sebagai instruktur.
“Kita perlu mempersiapkan personel yang cepat tanggap tanggap dalam menghadapi insiden di laut, khususnya yang menyebabkan tumpahan minyak. Saya berharap pelatihan Basic Equipment Operation dapat memberikan hasil yang positif dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas penanggulangan pencemaran tumpahan minyak di laut di garis depan di Indonesia” ungkap Jon Kenedi.
Pelatihan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan yang dirubah terakhir melalui PM 39 tahun 2021. Peraturan tersebut mengatur tentang kompetensi personil penanggulangan pencemaran yang diperoleh melalui pelatihan tingkat 1 untuk operator, tingkat 2 untuk penyelia atau komando lapangan, dan tingkat 3 untuk manajer atau administrator.
Jon Kenedi juga menyampaikan apresiasi kepada AMSA atas dukungan dan kerja sama yang telah terjalin dengan Direktorat KPLP.
“Secara khusus, kami berterima kasih kepada Mr. Dale McClelland dan Mr. Brian Cropley yang telah bersedia membagikan pengalaman dan keahliannya untuk melatih personil penanggulangan pencemaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon, Een Nuraini Saidah menuturkan, dengan diselenggarakannya pelatihan Basic Equipment Operation diproyeksi dapat memperdalam pemahaman tentang pengoperasian peralatan dasar, teknik-teknik penanggulangan, serta koordinasi tim yang efektif dalam menghadapi situasi yang mengharuskan respons cepat dan tepat.
“Semua ini tidak hanya meningkatkan profesionalisme kita sebagai personil, tetapi juga memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya pelestarian lingkungan laut yang merupakan warisan berharga bagi generasi mendatang” tutur Een.
Terakhir, Direktur KPLP, Jon Kenedi mengingatkan para peserta bahwa kesempatan mendapatkan pelatihan dari AMSA terbilang sangat langka.
“Kita semua menyadari pentingnya kemampuan dan pengetahuan yang memadai dalam menangani situasi darurat seperti pencemaran minyak di laut, yang dapat berdampak serius terhadap lingkungan. Oleh karena itu pelatihan Basic Equipment Operation diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka untuk mewujudkan perlindungan lingkungan maritim di Indonesia” tutupnya.
(Redaksi ISL News/Hubla/DY/MM/HB/email:islnewstv@gmail.com).