JAKARTA (ISL News) - Pada penghujung tahun ini, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo telah berhasil mengimplementasikan Phinnisi di 34 pelabuhan yang dikelola perusahaan. Phinnisi adalah sebuah inovasi sistem operasi layanan kapal yang dikembangkan oleh Pelindo, guna mendukung konektivitas lintas pelabuhan dan sinergi antar entitas dalam ekosistem logistik, yang pada akhirnya mempercepat dan meningkatkan efisiensi arus barang.
Phinnisi merupakan platform sistem operasi layanan
kapal yang bersifat end-to-end, yang menjadi salah satu pilar dalam
mewujudkan tujuan NLE. Dengan jaringan terpusat dan terintegrasi, Phinnisi
sekaligus mentransformasi proses bisnis pelayanan kapal di pelabuhan secara
menyeluruh. Melalui fitur terpadu dari Order Management hingga Billing dan
Reporting, Phinnisi menciptakan efisiensi baru dengan dukungan siklus Order-To-Cash dan Record-To-Report dalam
satu Platform. Hal ini selaras dengan strategi pemerintah dalam upaya
transformasi pelabuhan dan optimalisasi pendapatan negara.
“Sistem ini bukan sekadar solusi untuk mengatasi
tantangan operasional di industri kepelabuhanan, melainkan juga transformasi
menyeluruh yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kapal.
Pencapaian ini tidak hanya menjadi bukti komitmen kuat Pelindo dalam
menciptakan ekosistem bisnis sesuai dengan tuntutan industri, namun juga
mendukung pencegahan pungli di lingkungan pelabuhan” ujar Putut Sri Muljanto,
Direktur Pengelola Pelindo, dalam konferensi pers perayaan Hari Anti Korupsi
Sedunia (Hakordia) pada 13 Desember 2023 lalu.
Capaian pada 34 pelabuhan tersebut melebihi Target
Standardisasi Tata Kelola Pelabuhan dari National Logistic Ecosystem (NLE)
pada tahun 2023, yaitu sebanyak 32 pelabuhan. Pencapaian milestone ini
diapresiasi oleh Stranas Pencegahan Korupsi (Stranas PK) dalam puncak perayaan
Hakordia 2023 dengan pemberian penghargaan kepada Pelindo sebagai “BUMN yang
berkomitmen dan berkontribusi nyata dalam pelaksanaan aksi pemberantasan
korupsi”.
Penghargaan yang diterima langsung oleh Arif
Suhartono, Direktur Utama Pelindo tersebut, diberikan karena digitalisasi
Pelindo dipandang dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan portstay serta cargostay di
pelabuhan, dengan tujuan penurunan logistic cost di
Indonesia.
“Tidak hanya menonjolkan efisiensi operasional,
implementasi Phinnisi juga mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik
sesuai dengan arahan Stranas PK. Dengan tingkat keterbukaan dan transparansi
tinggi, Phinnisi menjadi salah satu landasan pencegahan korupsi dan
meminimalisir potensi kesalahan data.” jelas Putut.
Sejumlah Pelabuhan Utama dan Kelas Satu, seperti
Pelabuhan Dumai, Kuala Tanjung, Palembang, Pontianak, Tanjung Emas, Tanjung
Perak, Ambon, Makassar dan lain-lain saat ini telah terkoneksi dalam jaringan
Phinnisi.
“Tahun 2024, kami menargetkan implementasi aplikasi
Phinnisi lanjutan pada 30 pelabuhan. Langkah ini kami ambil dengan harapan pada
tahun 2025 seluruh pelabuhan yang dikelola Pelindo memiliki standar yang sama,
dan pada akhirnya berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik nasional”
pungkas Putut.