SURABAYA (04/07/2027) - Perusahaan layanan jasa terminal peti kemas PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) berencana melakukan peremajaan sejumlah alat bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya (TPS Surabaya) dan IPC TPK Area Panjang. Peremajaan alat meliputi 4 unit QCC (quay container crane) atau alat bongkar muat peti kemas di dermaga dan 14 unit RTG (rubber tyred gantry) yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di lapangan penumpukan untuk TPS Surabaya dan 1 unit QCC untuk IPC TPK Area Panjang. Alat tersebut akan menggantikan sejumlah peralatan yang saat ini digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di masing-masing terminal peti kemas.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra
mengatakan peremajaan alat dilakukan perseroan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan terhadap pelanggan. Menurutnya, ukuran kapal yang singgah
di TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang semakin besar dengan jumlah muatan
yang semakin banyak. Kondisi tersebut membutuhkan peralatan bongkar muat peti
kemas yang andal untuk menjaga produktivitas terminal peti kemas. Untuk
pengadaan alat, PT Pelindo Terminal Petikemas menyiapkan dana sekitar 50 juta
dollar AS untuk 5 unit QCC dan 38 juta dollar AS untuk 14 unit RTG.
“Pengadaan alat baru ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang, nantinya kapal yang masuk ke terminal
akan semakin besar. Kami selaku operator terminal harus siap dengan kondisi
tersebut dengan melakukan peremajaan alat yang sesuai dengan kebutuhan bongkar
muat kapal beberapa waktu ke depan,” terang Widyaswendra, Selasa (04/07/2023).
Saat ini di TPS Surabaya terdapat 12 unit QCC dan 30 unit RTG yang
digunakan untuk pelayanan kegiatan terminal peti kemas. Widyaswendra menyebut
pengadaan alat baru nantinya akan menggantikan sebagian dari peralatan yang
sudah ada saat ini. Selanjutnya, peralatan lama yang ada di TPS Surabaya maupun
IPC TPK Area Panjang akan digunakan untuk mendukung kebutuhan alat di terminal
lain yang membutuhkan melalui program optimalisasi aset.
Disinggung mengenai kapan alat baru tersebut akan beroperasi,
pihaknya belum dapat memberikan kepastian waktu. Menurutnya dibutuhkan waktu
kurang lebih 2-3 tahun dikarenakan membutuhkan waktu untuk proses pembuatan,
pengiriman, hingga perakitan di terminal.
“Saat ini masih tahap awal lelang pengadaan barang dan jasa,
proses hingga alat tersebut dapat beroperasi masih cukup panjang,” tambahnya.
PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat arus peti kemas di TPS
Surabaya semester 1 tahun 2023 sebanyak 674.890 teus. Jumlah tersebut tumbuh
sekitar 1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat
sebanyak 668.244 teus. Jumlah tersebut terdiri dari 644.770 teus peti kemas
luar negeri (internasional) dan 30.120 peti kemas dalam negeri (domestik).
Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA)
Surabaya Stenvens Handry Lesawengen mengatakan keberadaan alat baru sangat
dibutuhkan di TPS Surabaya khususnya QCC. Ia menyebut QCC yang ada di TPS
Surabaya saat ini hanya dapat menjangkau 12 rows (susunan peti kemas mengikuti
lebar kapal) sementara kapal-kapal yang datang akan semakin besar hingga 18
rows. Dengan keberadaan alat baru juga diharapkan dapat mendongkrak
produktivitas bongkar muat peti kemas di terminal.
"Dibutuhkan QCC jenis Post Panamax, yang ada di TPS Surabaya
saat masih tipe Panamax. Dari sisi usia alat juga sudah tepat jika dilakukan
peremajaan dengan alat yang baru, karena alat yang sekarang ada sudah ada sejak
awal TPS Surabaya berdiri kurang lebih 20 tahun lalu," katanya Stenvens.
(Redaksi ISL News/Corcom
SPTP/email:islnewstv@!gmail.com).