CILEGON BANTEN (ISL News) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan Pelabuhan Ciwandan yang saat ini dikelola oleh PT Pelindo (Persero) Regional 2 Ciwandan bakal dioperasionalkan melayani pemudik di musim angkutan lebaran 2023. Pelabuhan barang yang dikelola Pelindo tersebut difungsikan untuk para pemudik kendaraan roda dua dan juga truk logistik.
Pelabuhan Ciwandan bukan
alternatif, melainkan akan beroperasi bersamaan dengan pelabuhan Merak, yang
saban musim mudik selalu terjadi kepadatan hingga macet panjang.
Dalam pemantauan mengenai
kesiapan jalur menuju Pelabuhan Ciwandan yang berada di Kota Cilegon, atau
berjarak sekitar 20 kilometer dari Pelabuhan Merak tersebut.
Secara umum, dalam
pantauan yang dilakukan pada Kamis (6/4), jalur menuju Pelabuhan Ciwandan
terbilang cukup baik dengan kondisi jalan yang mulus. Kontur jalan yang minim
lubang sangat wajar karena jalur menuju Pelabuhan Ciwandan, dari Kota Cilegon,
memang dipertimbangkan untuk truk bermuatan besar besar.
Pemudik motor dari arah
Jabodetabek yang nantinya telah memasuki Cilegon Kota, akan diarahkan menuju
Jalur Lingkar Selatan dari Pertigaan PCI Kota Cilegon. Jarak tempuh dari titik
ini berkisar 17 kilometer atau dapat ditempuh dengan waktu 30-35 menit
perjalanan.
Sebagai jalur nasional,
jalan satu arah ini terbilang besar dengan lebar sekitar 10 meter, cukup untuk
2 buah truk besar, 3 mobil sedan, atau sekitar 5 baris motor beriringan. Pada
hari-hari biasa, banyak beroperasi tambang pasir beserta truknya. Saat basah
atau hujan, jalanan menjadi licin. Ketika kering, debu bertebaran. Kendati
demikian telah muncul kebijakan truk pengangkut pasir diminta berhenti
beroperasi pada H-10.
Dari Jalur Lingkar Selatan ini pemotor akan mengikuti jalan
hingga menemui pertigaan dengan plang sekitar 300 meter Pelabuhan Ciwandan yang
menunjuk ke arah kiri. Tak jauh dari lokasi tersebut, gerbang Pelabuhan
Ciwandan akan terlihat berada di sebelah kanan jalan.
Pemotor Harus Berhati-hati Karena Minim Penerangan
Meski demikian,
pengemudi harus berhati-hati lantaran Jalur Lingkar Selatan tersebut belum
memiliki zebra cross. Polusi udara dari hilir mudik truk, bercampur cuaca
panas, sangat direkomendasikan pemudik motor untuk menggunakan masker sepanjang
perjalanan.
Selain itu, rambu maupun
penunjuk arah dari Jalur Lingkar Selatan ke Pelabuhan Ciwandan juga belum
terpasang. Plang penunjuk arah baru terlihat sekitar 300 meter sebelum
pelabuhan.
Warga setempat, Mastuti, dalam pengakuannya menyebut lampu jalan sudah padam
sejak tahun lalu. Ia pun mengakui banyak terjadi kecelakaan di jalur tersebut
karena minim penerangan.
"Lampu enggak nyala sejak tahun lalu. Kalau malam gelap, kadang suka ada
yang kecelakaan di jalur ini karena enggak ada penerangan," ujar Mastuti
kepada CNNIndonesia.com, Kamis (6/4).
"Rambu penunjuk
arah itu kita masih koordinasi," ujar Kadishub Kota Cilegon, Kamis (6/4).
Hal serupa juga Penerangan Jalan Umum (PJU) yang diakui masih pula menjadi
persoalan tersendiri jelang musim mudik.
Selain persoalan rambu
dan lampu penerangan, tempat peristirahatan di Jalur Lingkar Selatan juga cukup
minim, namun jalan tersebut menjadi jalur tercepat menuju Pelabuhan Ciwandan.
Pengendara motor bisa mampir ke beberapa tempat untuk beristirahat, di
antaranya satu buah minimarket (Indomaret) dan masjid Al-Asydiqo di Desa Ilir
Serang.
Selain itu, ada pula dua
SPBU Pertamina yang terletak 2 km di sebelah kiri di Jl Nasional dan 15 km di
sebelah kanan di Jalur Lingkar Selatan dari lampu merah PCI atau sekitar
1,5 km dari Pelabuhan Ciwandan Banten.