
BALI (ISL News) – Indonesia resmi menjadi Ketua Sekretariat Aids to Navigation Fund (ANF) Periode 2022-2024. Hal ini ditandai dengan upacara serah terima Chairmanship ANF dari Malaysia ke Indonesia, yang dilaksanakan sebagai salah satu agenda pertemuan The 26th ANF Committee Meeting yang digelar tanggal 21 s.d 22 Juni 2022 di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali.
Bertindak selaku tuan rumah, Delegasi
Indonesia diketuai oleh Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan. Sedangkan
Delegasi Malaysia diketuai oleh Direktur Marine Department of Malaysia,
Hairizam bin Albukhari dan Delegasi Singapura diketuai oleh Direktur
Internasional Maritime and Port Authority of Singapore, Dawn Chen. Adapun
bertindak selaku Chairman memimpin Sidang adalah Kepala Distrik Navigasi Kelas
I Tanjung Priok, Raymond Ivan Sianturi.
Menyampaikan Welcome Speech pada kesempatan
tersebut, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menekankan bahwa memastikan
dan menjaga Selat Malaka dan Selat Singapura tetap aman dan terbuka bagi
aktivitas pelayaran serta tetap terlindungi lingkungannya adalah tanggung jawab
semua pihak, bukan hanya tiga negara pantai, namun juga semua pengguna selat
dan komunitas internasional.
“Oleh karena itulah ANF dibentuk,
untuk mengundang negara pengguna Selat serta stakeholder lainnya, bersama-sama
menjaga sarana bantu navigasi pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura,”
tegas Menhub.
Hal ini menjadi penting, lanjut
Menhub, mengingat Selat Malaka dan Selat Singapura sebagai salah satu jalur
pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia yang melayani dan dilalui
oleh pelayaran Internasional.
“Dengan lalu lintas yang padat, serta
Panjang dan karakteristik geografis Selat tersebut, maka keselamatan navigasi
pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim akan terus menjadi tantangan
bagi ketiga negara Pantai,” ujar Menhub.
Untuk itu, Menhub Budi menyampaikan
apresiasinya kepada Malaysia dan Singapura yang telah melaksanakan tugas
sebagai Ketua Sekretariat ANF dengan baik selama tahun 2008 sampai dengan 2021
dan berharap Indonesia dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai Ketua
Sekretariat ANF Periode 2022-2024.
“Saya yakin Indonesia dapat
melaksanakan tugas dengan baik sebagai Ketua Sekretariat ANF dan, Bersama
dengan Negara Pantai yang lain dapat mengundang dan mendapatkan kontribusi yang
lebih luas dari Negara Pengguna dan pemangku kepentingan lainnya,” tukasnya.
Pada kesempatan tersebut, Menhub Budi
juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh contributor ANF atas
kontribusinya yang berkelanjutan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan
perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Senada dengan Menhub Budi, Plt
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, dalam sambutan selamat datang
yang dibacakan oleh Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Capt.
Weku Frederik Karuntu, juga menegaskan bahwa tanggung jawab untuk menjaga
keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan
Selat Singapura merupakan tanggung jawab semua pihak.
Oleh karena itu, dia juga
menyampaikan apresiasi terhadap seluruh anggota komite atas dukungan dan
kontribusi yang berkelanjutan terhadap ANF. “Walaupun masih dalam kondisi
pandemi, saya harap tidak menurunkan semangat kita semua untuk berkolaborasi
dalam upaya meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan
maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura,” katanya.
Lebih lanjut, Direktur Kenavigasian,
Hengki Angkasawan menjelaskan bahwa ANF merupakan salah satu dari tiga pilar
Mekanisme Kerjasama (Cooperative Mechanism) mengenai Keselamatan Pelayaran dan
Perlindungan Lingkungan Maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura di samping
Co-operation Forum (CF) dan Project Coordination Committee (PCC), yang dibentuk
untuk mendanai pembaruan dan pemeliharaan alat bantu navigasi pelayaran di
Selat Malaka dan Selat Singapura.
Kemudian Kepala Distrik Navigasi
Kelas I Tg. Priok, Raymond Ivan Sianturi menerangkan bahwa ANF berfungsi
sebagai sarana bagi semua pengguna Selat Malaka dan Singapura untuk
berkontribusi secara finansial terhadap pemeliharaan bantuan navigasi pelayaran
di Selat tersebut. Kontribusi ke ANF ini bersifat sukarela dan dapat diterima
dari baik dari suatu Negara, kalangan industri, swasta, organisasi non
pemerintah, serta organisasi antar pemerintah termasuk International Maritime
Organization (IMO).
Administrasi dari ANF atau
kesekretariatan diselenggarakan oleh 3 (tiga) Negara Pantai, Indonesia,
Malaysia dan Singapura secara bergantian setiap 3 (tiga) tahun sekali sehingga
tidak ada Sekretariat permanen dari ANF. Adapun Periode 2018-2021
Kesekretariatan ANF dipegang oleh Malaysia untuk kemudian diserah terimakan ke
Indonesia untuk periode 2022-2024.
Adapun Komite ANF bersidang setiap 6
(enam) bulan sekali di negara Sekretariat untuk menerima laporan, membahas
serta memutuskan kebijakan mengenai isu-isu yang berkembang dalam pengelolaan
ANF. Dalam pengoperasiannya, ketiga negara pantai mempunyai beberapa kewajiban
yang harus disampaikan kepada Komite ANF, antara lain Menyusun Plan Maintenance
Program (PMP) yang terkait dengan perawatan dan pemeliharaan SBNP maupun
replacement SBNP dalam kurun waktu 10 tahun ke depan secara mandiri oleh
masing-masing negara pantai, melaksanakan Joint Inspection Round Work setiap 6
bulan sekali Bersama dengan Performance Auditor yang ditunjuk oleh Komite ANF,
Menyusun laporan kegiatan perawatan dan pemeliharaan SBNP di Selat malaka dan
Selat Singapura serta menyampaikannya pada pertemuan ANF Committee Meeting,
menyampaikan laporan keuangan beserta bukti pembayaran kepada Sekretariat ANF,
serta menyusun program kerja untuk tahun berikutnya berdasarkan PMP yang telah
disetujui oleh Komite ANF dan menyampaikannya pada pertemuan ANF Committee
Meeting.
(Redaksi ISL
News/Humas HUBLA/email:islnewstv@gmail.com).