Pelabuhan Tanjung Api-api mendorong perkembangan industri di Sumsel. |
Kementerian Perhubungan (Kemhub) menargetkan Pelabuhan Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan mulai beroperasi pada Desember 2017. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai melakukan kunjungan ke light rail transit (LRT) Sumatera Selatan dan Pelabuhan Tanjung Api-Api pada Sabtu (20/5).
"Pembangunan fisik sudah selesai dan sudah dapat beroperasi pada Desember 2017. Hanya setelah beroperasi masih perlu dilakukan pengerukan lagi menjadi 7 LWS (low water spring), karena kedalaman pelabuhan sekarang hanya 3,5 LWS," papar Budi Karya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, diperlukan perbaikan jalan yang menghubungkan pelabuhan dan Kota Palembang serta pembangunan tol dan rel kereta api untuk menunjang kelancaran arus distribusi barang dan jasa dari dan ke pelabuhan.
Ke depan, Menhub optimistis, dengan beroperasinya Pelabuhan Tanjung Api-Api dapat mendorong perkembangan industri di Sumatera Selatan. "Kami harapkan Palembang dapat menjadi pelabuhan pengumpul yang membawa barang-barang di Sumatera Selatan dan Jambi untuk dibawa ke Tanjung Priok sebelum akhirnya diekspor ke daerah lain," jelas Budi.
Sementara Dirjen Perhubungan Laut Tonny Budiono menjelaskan, saat ini Pelabuhan Tanjung Api-Api mampu menampung kapal dengan bobot 464 GRT (Gross Register Tonnage). "Rencana ke depan, Pelabuhan Tanjung Api-Api dipersiapkan dapat menampung kapal dengan bobot 1000 DWT (day weight ton)," jelas Tonny.
Terkait pengoperasian Pelabuhan Tanjung Api-Api, Tonny mengatakan akan dikelola Kementerian Perhubungan. "Namun secara bertahap akan ditawarkan ke PT Pelindo II sebagai badan usaha milik negara bidang pelabuhan," kata Tonny.
Adapun biaya pembangunannya Pelabuhan Tanjung Api-Api melalui APBN 2004 sampai dengan 2017 dengan total Rp 178,075 miliar.