Memperingati 51 tahun Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret), pada tanggal 11 Maret lalu telah digelar kegiatan Sholawat untuk Negeri di Masjid At-Tin, Komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.
Kegiatan tersebut menyedot perhatian umat Islam, dan dihadiri beberapa tokoh nasional Tokoh nasional yang hadir pada acara tersebut diantaranya Prabowo Subianto, Akbar Tandjung, Subiakto Tjakrawerdaja, Habib Rizieq Shihab, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Hidayat Nur Wahid, Fadli Zon dan sejumlah tokoh lainnya.
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mengatakan, Supersemar adalah peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia yang menandai peralihan zaman yang sangat krusial, ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) dibubarkan. Ia menambahkan, acara tersebut sekaligus menjadi ajang silaturahmi, karena rakyat semua hadir menjadi satu dengan tokoh-tokoh nasional dan ulama.
Menurut Fadli, acara tersebut tidak bisa dikatakan sebagai sebuah kampanye. Bahkan ketika salah-satu tausyiah salah seorang ulama di dalam Masjid dinilai media agak menyudutkan salah-satu paslon, Fadli menampik penilaian tersebut dengan menegaskan, bahwa acara Dzikir dan Sholawat ini murni acara silaturahmi untuk mendoakan bangsa dan negara ini bersama-sama.
“Jika memang menurut penilaian kalian, ada kata-kata yang condong kepada salah-satu paslon, menurut saya wajar saja, karena para hadirin rata-rata memiliki ikatan emosional dengan paslon yang kebetulan hadir malam hari ini,” imbuhnya.
Sebelum berlangsungnya acara, sempat terjadi insiden penolakan oleh sebagian hadirin di luar Masjid atas kedatangan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana, Djarot Saiful Hidayat, untuk memenuhi undangan panitia. Namun demikian, Djarot pada akhirnya tetap dibolehkan masuk, kendati tak sampai acara selesai memutuskan untuk meninggalkan acara. Demikian pula dengan Prabowo Subianto, yang beranjak meninggalkan tempat acara kurang lebih satu jam setelah kepergian Djarot Saiful Hidayat.
“Tak ada masalah apa-apa, buktinya Pak Djarot masuk. Dan, jika memang beliau pulang lebih dahulu, bukan berarti pertanda atau mengindikasikan sesuatu. Hanya pulang lebih cepat, itu saja,” lanjut Fadli Zon.
Fadli menegaskan, kepergian Prabowo Subianto yang lebih awal karena ada urusan pribadi. Tidak ada kaitan maupun hubungannya antara insiden Djarot Saiful Hidayat di luar Masjid At-Tin dengan kepulangannya yang lebih cepat. Sementara itu, Fadli Zon juga menyampaikan penghargaan tertinggi kepada umat Islam yang sudah datang. Menurutnya, dengan datang dan ikut memperingati hari lahirnya Supersemar, Itu menunjukkan umat Islam peduli terhadap situasi dan keadaan bangsa sekarang.(CDN)