JAKARTA (ISLNews) - PT
Pelindo Solusi Logistik atau (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan
Pelindo kembali membuktikan komitmen dalam mewujudkan ekonomi hijau dan
pemberdayaan berkelanjutan melalui pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (TJSL) MADANI (Maju dengan Daya Nilai Alam) di Desa
Ngesrepbalong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Senior Vice President
Sekretariat Perusahaan SPSL, Dewi Fitriyani, menyampaikan bahwa Program TJSL
MADANI merupakan perjalanan panjang edukasi dan pengembangan ekonomi hijau yang
telah dimulai sejak tahun 2023. Pada tahap awal, perusahaan melakukan penanaman
2.500 bibit tanaman pewarna alam langka di Dusun Gempol, Desa Ngesrepbalong,
sebagai upaya konservasi sekaligus pengenalan potensi ekonomi berbasis sumber
daya hayati.
Upaya tersebut kemudian
diperkuat pada tahun 2024 melalui Program Carbon Village Pelindo yang berfokus
pada pelestarian tanaman pewarna alam dan pemberdayaan masyarakat melalui
pembangunan arboretum tanaman pewarna alam untuk mendukung ekosistem batik
berbasis keanekaragaman hayati lokal dan pelatihan membatik.
“Berbagai langkah tersebut merupakan
kontribusi nyata perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan, memperkuat
ekosistem konservasi tanaman pewarna alam yang semakin langka, sekaligus
mendukung keberlanjutan warisan budaya batik Indonesia,” ujar Dewi, Selasa
(23/12/2025).
Berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi program, pada tahun 2025 Program MADANI dilanjutkan dengan fokus
pada peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat serta penguatan gerakan edukasi
lingkungan. Program lanjutan ini mencakup pelatihan pembuatan pasta indigofera
(pasta pewarna biru alami), pembangunan fasilitas rumah produksi pasta
indigofera, serta renovasi rumah edukasi alam Omah Sawah sebagai pusat
pembelajaran kelestarian lingkungan dan budaya.
Inisiatif ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam mendorong penguatan ekonomi hijau, pengembangan desa
berkelanjutan, serta transisi pemanfaatan sumber daya hayati sebagai peluang
ekonomi masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian BUMN dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menekankan pentingnya peran perusahaan
dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati, pemanfaatan sumber daya ramah
lingkungan, serta pemberdayaan UMKM berbasis potensi lokal.
Dengan demikian, Program
TJSL MADANI tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat desa, tetapi juga
berkontribusi pada agenda nasional terkait penguatan ekonomi sirkular,
kemandirian masyarakat, dan pengembangan desa berbasis ekologi.
Pendiri Omah Sawah, Simon
Munasikin, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas keberlanjutan Program
TJSL MADANI yang telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat Desa
Ngesrep_heapbalong.
“Program ini memberikan
harapan dan peluang baru bagi masyarakat. Tidak hanya menjaga alam dan tanaman
pewarna alam, tetapi juga membuka ruang edukasi dan potensi ekonomi
berkelanjutan bagi warga desa. Untuk salah satu produk dari program ini adalah
pasta pewarna alam warna indigo/biru yang saat ini masih cukup langka dan
memiliki potensi pemasaran yang cukup baik. Untuk setiap kilogram pasta
mempunyai nilai jual sekitar Rp 90.000,-. Harapan kami kelak upaya ini dapat
berkelanjutan dan menjadi trademark Desa Ngesrepabalong” ungkap Simon.
Lebih dari sekadar capaian
program, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sinergi antara perusahaan,
pemerintah, komunitas, dan masyarakat mampu menciptakan perubahan yang
berkelanjutan dan berdampak nyata.
“Kami berharap upaya yang dilakukan melalui
Program MADANI dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat Desa
Ngesrepbalong dan sekitarnya. Mari kita terus menjaga kolaborasi, memperluas
dampak, serta menumbuhkan semangat untuk memelihara alam sekaligus meningkatkan
kesejahteraan bersama,” tutup Dewi.
(Redaksi
ISL News/Corcom SPSL).




















