
JAKARTA TANJUNG PRIOK (ISL News) - Dalam upaya mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon, penggunaan Onshore Power Supply (OPS) menjadi salah satu solusi strategis—Berdasarkan simulasi perbandingan, penggunaan OPS untuk kapal selama bersandar selama 8 jam mampu menekan konsumsi bahan bakar fosil hingga 50–70%, dengan penghematan karbon minimal 10 ton CO₂ per kapal per hari.
Selain itu, OPS juga berkontribusi signifikan dalam menurunkan emisi SO₂ hingga
sekitar 250–300 kg per kapal per hari, serta mengurangi partikulat berbahaya
dari pembakaran bahan bakar minyak, sehingga kualitas udara di sekitar
pelabuhan menjadi lebih baik.
Sebagai kelanjutan,
OPS sendiri merupakan inovasi layanan pelabuhan yang memungkinkan kapal
memperoleh pasokan listrik dari darat saat bersandar. Dengan demikian, kapal
tidak perlu menyalakan mesin bantu berbahan bakar fosil, sehingga dapat
mengurangi emisi gas buang, kebisingan, serta konsumsi bahan bakar minyak.
Layanan ini diyakini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi
juga memberikan efisiensi operasional yang signifikan bagi perusahaan
pelayaran.
Melihat kontribusi
OPS tersebut, PT Energi Pelabuhan Indonesia (PT EPI) menegaskan dukungannya
terhadap program pemerintah dalam menciptakan efisiensi biaya logistik serta
mendukung target zero emission. Untuk mewujudkannya, PT EPI bekerja sama dengan
PT Solusi Teknologi Samudera (PT STS)—dalam kerja sama ini, PT STS didukung
oleh perusahaan teknologi energi asal Belanda, AMPOWR B.V. Group, yang dikenal
karena kepakarannya dalam sistem Battery Energy Storage Systems (BESS) dan
platform manajemen energi berbasis IoT, AI, dan machine learning yang mendukung
transisi ke energi bersih secara terintegrasi dan efisien.
Sebagai tahap awal
inovasi ini, kerja sama antara PT EPI dan PT STS berkomitmen menghadirkan 24
unit OPS di beberapa titik strategis di Pelabuhan Tanjung Priok hingga tahun
2026. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pelindo (melalui PT EPI)
menghadirkan teknologi pelabuhan modern yang mendukung penerapan green port,
terutama di Tanjung Priok. Hal ini juga sejalan dengan prinsip Sustainable
Development Goals (SDG’s) dalam membangun ekosistem pelabuhan yang
berkelanjutan.
Selanjutnya,
kunjungan perwakilan investor diselenggarakan dalam suasana diskusi terbuka,
membahas perkembangan pembangunan serta rencana operasional OPS. PT EPI
menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal, dengan dua
unit OPS dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2025, sementara unit-unit
berikutnya akan dikembangkan secara bertahap. Diskusi ini turut mengeksplorasi
strategi mendorong adopsi OPS oleh perusahaan pelayaran, termasuk melalui
koordinasi intensif dengan pengelola terminal.
Dukungan atas
inisiatif ini juga sejalan dengan Surat Edaran (SE) No. SE-DJPL 22 Tahun 2022
tentang Penggunaan Fasilitas Listrik Darat (OPS) di Pelabuhan bagi Kapal yang
Berlayar di Perairan Indonesia, yang mendorong pemanfaatan OPS lebih masif.
Kehadiran infrastruktur OPS di Tanjung Priok diharapkan menjadi katalis agar
semakin banyak perusahaan pelayaran beralih ke layanan ini. Seiring
meningkatnya tingkat pemanfaatan, pemerintah dinilai dapat mempertimbangkan
kebijakan yang mewajibkan penggunaan OPS bagi kapal yang bersandar di pelabuhan
nasional.
Menyambut fase kerja sama ini, Andy Elwell, Executive Director AMPOWR B.V., menyampaikan: “Peran AMPOWR dalam proyek OPS di Pelabuhan Tanjung Priok hadir melalui penyediaan sumber daya serta teknologi mutakhir yang siap mendukung transformasi pelabuhan Indonesia menuju era modern yang ramah lingkungan.” Sementara itu, Abdul Latif Gau dari PT STS menambahkan bahwa kerja sama ini dilengkapi dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang kuat.
“Para mitra menyadari bahwa
proyek ini merupakan tahap awal dalam upaya penerapan green port di seluruh
pelabuhan Indonesia. Oleh karena itu, tahap awal ini harus mampu menunjukkan
kualitas dan tata kelola yang baik. Ini menjadi prinsip utama yang ditegaskan
oleh induk AMPOWR di Eropa—dengan harapan jika tahap pertama ini berhasil, akan
diterapkan pula ke pelabuhan-pelabuhan lainnya di nusantara.”
Dalam kesempatan
yang sama, Direktur Utama PT EPI, Andriyuda Siahaan, menyampaikan apresiasi:
“Kehadiran mitra investor untuk melihat langsung progres pembangunan OPS
menunjukkan bahwa inisiatif ramah lingkungan ini mendapat dukungan kuat dan
diyakini memberikan manfaat nyata, baik bagi industri pelayaran maupun
lingkungan. Kami berkomitmen menghadirkan layanan OPS sesuai rencana dan terus
berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan.”
Melalui kunjungan
ini, PT EPI kembali menegaskan langkah strategisnya dalam mempercepat
pengembangan OPS di Tanjung Priok. Dukungan dari investor dan pemangku
kepentingan lainnya menjadi momentum penting untuk memastikan proyek berjalan
lancar dan terus memperkuat posisi pelabuhan nasional menuju operasional yang
lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.
(Redaksi ISL
News/Corcom PT EPI).