
SINGAPURA (ISL News) – Pelabuhan Sanur yang terletak di Denpasar, Bali, menjadi salah satu karya arsitektur anak bangsa yang dipresentasikan pada Festival Arsitektur terbesar di dunia yaitu World Architecture Festival (WAF) yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura pada 29 November s.d. 1 Desember 2023.
Desain Terminal
Sanur merupakan karya Nyoman Popo Priyatna Danes, seorang arsitek terkemuka
yang mulai mendesain Pelabuhan Sanur sejak tahun 2020 dan diresmikan tahun 2022
oleh Presiden RI Joko Widodo.
Adapun sejak awal
proses desain hingga pembangunan Terminal Sanur, telah melalui diskusi dan
persetujuan langsung dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang merupakan
senior Popo Danes di kalangan arsitek Indonesia.
Popo Danes
menjelaskan makna dari desain pembangunan Pelabuhan Sanur merupakan bagian dari
konsep Pelabuhan Segitiga Emas, yang menghubungkan kawasan di 3 (tiga) pulau
berbeda, yaitu Sanur, Nusa Penida dan Nusa Ceningan. Keterhubungan antara
ketiga wilayah ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas
masyarakat sekitar.
“Pelabuhan Sanur
memiliki desain "Jukung Mecadik” dengan pola “Gajah Mina” sebagai ikon
dari wilayah setempat. Tema ini dipilih sebagai bentuk dasar dari bangunan
terminal pelabuhan Sanur sebagai penghormatan terhadap filosofi masyarakat
pesisir di Bali, yang selalu mengedepankan keseimbangan, dan selalu selamat
dalam menjalankan aktivitas di darat maupun di laut’, ujar pimpinan Popo Danes
Architect ini saat mempresentasikan karyanya di hadapan para juri pada WAF
2023.
Menurut pria
kelahiran Banyuatis ini, perahu Jukung Mecadik adalah salah satu ikon Sanur dan
dari zaman ke zaman perahu ini telah menjadi sarana transportasi utama yang
digunakan oleh masyarakat Bali untuk beraktivitas di laut, termasuk melayani
warga yang hendak menyeberang ke Nusa Penida.
“Tidak hanya sebagai
ikon, penggunaan Perahu Jukung Mecadik juga menjadi simbol keberlanjutan
komunitas nelayan di tengah transformasi Sanur menjadi destinasi wisata,”
katanya.
Lebih lanjut Popo
Danes menjelaskan, Terminal yang memiliki luas 1498 m2 ini tidak hanya
memfasilitasi mobilitas regional tetapi juga mempertahankan dan merayakan
warisan kultural melalui kehadiran Perahu Jukung dalam Sanur Village Festival.
“Dalam konsepnya,
Terminal Sanur menggambarkan harmoni antara progress modern dan pelestarian
nilai-nilai tradisional dalam konteks pariwisata Bali,” imbuhnya.
Dengan keikutsertaan
pada World Architecture Festival, diharapakan Pelabuhan Sanur semakin dikenal
oleh mancanegara karena desain dan kemudahan aksesnya, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sektor pariwisata di Bali.
Sebagai informasi,
World Architecture Festival (WAF) merupakan festival tahunan arsitektur
terbesar di dunia dan pemberian penghargaan yang didedikasikan terhadap hasil karya
arsitektur terbaik dan inovatif di dunia. Selain penghargaan, Festival ini juga
menghadirkan kegiatan seminar, pameran produk, peluang networking serta side
event menarik lainnya.
(Redaksi ISL
News/HUBLA/email:islnewstv@gmail.com).