
MAKASSAR (ISL News) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 melakukan pendampingan program Bank Sampah di tiga kelurahan yang berada di sekitar Makassar New Port (MNP) atau yang sekarang disebut dengan TPK New Makassar Terminal 2, yakni Kelurahan Kaluku Bodoa, Buloa, dan Kelurahan Tallo.
Dengan beredarnya
kabar bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang saat ini sudah melebihi
kapasitas, adanya bank sampah menjadi salah satu program yang diharapkan bisa
mengendalikan sampah yang ada di Kota Makassar.
Hal itulah yang
diupayakan Pelindo Regional 4 terhadap kelurahan yang berada di sekitar wilayah
operasionalnya.
Di Kelurahan Kaluku
Bodoa, saat ini nasabah bank sampahnya hampir mencapai 80 nasabah dengan jumlah
penimbangan lebih dari 700 kg di UPT Bank Sampah Kota Makassar, di mana sampah
anorganik yang mereka kumpulkan bersumber dari sampah rumah tangga sehari-hari.
Bank Sampah Kaluku
Bodoa memiliki program yaitu “Bayar Iuran Sampah dengan Sampah” yang berarti
setiap hitungan sampah yang mereka tabung hasilnya akan menjadi iuran sampah
mereka setiap bulannya.
Hal tersebut
mendapat respon positif oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Ditambah lagi
Bank Sampah Kelurahan Buloa yang saat ini telah melakukan penimbangan sebanyak
208 kg sampah.
Berbeda dengan dua
bank sampah sebelumnya yang didirikan bersama sejak awal, Bank Sampah Kelurahan
Tallo sudah ada sejak 2014 yang kemudian didampingi oleh Pelindo Regional 4
untuk semakin dikembangkan dengan jumlah nasabah mencapai 40 nasabah yang
meliputi masyarakat Kelurahan Tallo.
Regional Head 4
Pelindo, Enriany Muis menuturkan bahwa poin penting yang diharapkan dari adanya
Bank Sampah ini adalah, bisa mengurangi penumpukan sampah yang sulit terurai,
mencegah pencemaran lingkungan terlebih untuk wilayah pesisir yang ada di tiga
kelurahan tersebut, dan meningkatkan nilai ekonomi dari sampah yang biasanya
terbuang begitu saja.
“Adapun tahapan yang
dilalui para nasabah yakni, mendaftar sebagai nasabah di ketua bank sampah,
mendapatkan buku tabungan yang nantinya akan diisi oleh pengurus bank sampah,
melakukan penimbangan secara berkala ke titik pengumpulan yang telah ditentukan,
setiap penimbangan akan dicatat dalam buku tabungan yang diberikan, dan pihak
pengurus sampah akan mengonversikan sampah yang dikumpulkan ke dalam rupiah
sesuai dengan harga yang ditentukan oleh Unit Pengelola Teknis (UPT) Bank
Sampah Kota Makassar,” terang Enriany.
Harmiah, salah satu
warga Kelurahan Kaluku Bodoa mengatakan bahwa dengan adanya bank sampah dari
Pelindo Regional 4 ini, masyarakat semakin gigih untuk menabung di bank sampah
yang dulunya dibuang begitu saja sekarang sudah dikumpulkan sampah keringnya.
“Semoga ke depannya
bank sampah ini bisa menyentuh masyarakat yang lebih luas lagi,” ucapnya.
(Redaksi ISL
News/Humas Pelindo Regional 4 Makassar/email:islnewstv@gmail.com).