JAKARTA (ISL News) - PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai Subholding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (“Pelindo”), yang berfokus pada bisnis logistik dan hinterland development terus melakukan upaya transformasi operasi dan layanan di tahun kedua pasca penggabungan (merger) Pelindo guna mencapai visi perusahaan menjadi penyedia solusi terbaik untuk ekosistem logistik yang terintegrasi.
Adapun transformasi
operasi dan layanan yang termasuk di dalam masterplan
SPSL, dilaksanakan secara langsung oleh baik SPSL sebagai Subholding maupun
anak dan cucu perusahaan di lingkungan SPSL Group.
“Saat ini
kami tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan
layanan, sebagaimana yang telah ditargetkan Pelindo sebagai Holding, melalui peningkatan
kualitas dalam proses bisnis, pengimplementasian sistem teknologi informasi,
serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia sebagai tindak
lanjut dari proses merger.” kata Direktur Utama SPSL Joko Noerhudha, di
Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Joko
Noerhudha menambahkan, sebagai wujud konkret dari transformasi operasi dan
layanan dimaksud, saat ini SPSL tengah melakukan standardisasi operasi logistik
di berbagai area untuk meningkatkan pelayanan kepada customer melalui
efektivitas proses bisnis, sistemisasi layanan, perbaikan dan optimalisasi fasilitas
maupun peralatan, serta pembaharuan dan pelaksanaan training secara berkala untuk meningkatkan kapabilitas operator di
lapangan yang kesemuanya itu ditujukan untuk mencapai kepuasan Pengguna Jasa terhadap
layanan yang diberikan.
Salah satu
wujud dari implementasi Standardisasi Operasi Logistik yang dilakukan adalah
transformasi operasi di lapangan Cargo
Consolidation and Distribution Center (CCDC) 100 di Makassar, yang dikelola
oleh PT Multi Terminal Indonesia. Tahap selanjutnya akan dilakukan Standardisasi
Operasi Logistik di Lapangan Pasoso dan Gudang CDC Banda yang juga dikelola
oleh PT Multi Terminal Indonesia serta Depo Belawan yang dikelola oleh PT Prima
Indonesia Logistik.
“Kami fokus
menerapkan Standardisasi Operasi Logistik di lapangan CCDC 100 Makassar PT
Multi Terminal Indonesia. Sebelum dilakukan transformasi operasi, lapangan CCDC
100 Makassar belum memiliki sistemisasi di lapangan, penataan dan pengoperasian
yang tidak terstandarisasi serta belum menerapkan HSSE dan K3 dengan baik,”
ujar Joko Noerhudha.
Joko
Noerhudha menjelaskan, SPSL telah melakukan transformasi operasi di lapangan
CCDC dengan melakukan re-layout lapangan, mengimplementasikan sistem
operasi berupa YOS (Yard Operating System) dan billing system untuk
teknis layanan di operasional, menyediakan peralatan untuk menunjang kegiatan
dan layanan di lapangan serta memastikan ketersediaan alat saat dibutuhkan, menyediakan
infrastruktur pendukung berupa site
office (terpadu satu atap) dan area parkir kendaraan, memperbaharui marka ground slot menyesuaikan dengan layout yang baru.
Tak hanya
itu, SPSL juga terus melakukan upaya dalam meningkatkan awareness dan
penerapan aspek K3 melalui pemasangan CCTV guna melakukan pemantauan kondisi
lapangan secara realtime, pemasangan rambu K3, penggunaan APD bagi
petugas dan buruh, dan melakukan safety
briefing atau tool box meeting secara
berkala sehingga akan semakin mengurangi risiko kecelakaan kerja di lapangan.
Hasil dari
pelaksanaan transformasi di lapangan CCDC 100 Makassar ini dapat terlihat pada
peningkatan kapasitas dan produksi lapangan, serta adanya tanggapan positif
dari para pelanggan baik dari sisi tingkat pelayanan maupun dari sisi HSSE di
lapangan.
“Sekarang
Lapangan 100 dapat dirasakan perbaikannya,” ujar Bambang - PT Meratus.
“Pelayanan bagus, berbeda dengan dulu, alatnya
ready terus, kalau dulu biasa menunggu lama dan sekarang truk yang masuk
sudah teratur, kalau dulu semrawut,” ujar Zainuddin- PT Aproh.
“Perubahan
Lapangan 100 sangat terasa. Lapangan bersih, sudah ada pagar jadi orang-orang
yang bekerja merasa aman, pembayaran dan pelayanan sudah single window,” ujar Aji - CV Haikal Brothers.
“Penerapan
safety kami acungkan jempol,” ujar
Fathur - PT SPIL.
“Alat
sudah dedicated sehingga pelayanan lebih terjamin,” ujar Viktor - PT
Meratus.
Transformasi
ini menjadi wujud komitmen SPSL Group untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pengguna jasa. Transformasi ini akan meningkatkan kepastian waktu layanan
(fixed time), kepastian biaya (fixed cost), dan kepastian keamanan (safety) atas layanan logistik yang
diberikan.
Sebagai ecosystem integrator, SPSL berkomitmen
untuk berkolaborasi dengan para pelaku industri, dari hulu ke hilir, dimana
dengan competitive advantage yang
dimiliki sebagai bagian dari Pelindo Group, serta didukung oleh sistem
informasi yang handal, SPSL diharapkan dapat menghadirkan solusi logistik terbaik
melalui end-to-end service yang
terintegrasi guna dapat memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien.
3“Secara
keseluruhan nilai tambah bisnis logistik ini akan terus ditingkatkan salah
satunya dengan kolaborasi bersama para stakeholder dan pelaku industri
logistik sebagai inisiatif strategis agar mampu mewujudkan service excellence di rantai logistik dan menjadi solusi bagi
permasalahan logistik nasional,” tutup Joko Noerhudha.
(Redaksi
ISL News/Corcom SPSL/email:islnewstv@gmail.com).