JAKARTA (ISL News) – Untuk pertama kalinya IPC Terminal Petikemas/IPC TPK melakukan aksi pemeliharaan lingkungan di Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu yang terletak kurang lebih 45 km sebelah utara Jakarta. IPC TPK lakukan gerakan peduli lingkungan melalui penanaman mangrove dan rehabilitasi terumbu karang sebagai upaya melawan krisis iklim dan bentuk komitmen perusahaan melalui program Pelindo Peduli dalam mendukung pelabuhan hijau yang dicanangkan oleh Pemerintah.
"Kami mendorong
pelestarian lingkungan baik di darat maupun laut di seluruh area kerja IPC TPK
secara berkelanjutan. Kali ini program TJSL dilakukan di Taman Nasional
Kepulauan Seribu yang lokasinya cukup dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok
dimana IPC TPK mengoperasikan 5 terminal petikemas. Dalam pelaksanaannya
(program TJSL) IPC TPK mendorong kolaborasi dengan Pelindo Group, kemitraan
dengan Universitas maupun Kelompok Masyarakat setempat." ujar Guna Mulyana
Direktur Utama IPC TPK.
Berkolaborasi dengan
Subholding Pelindo Terminal Petikemas, IPC TPK melaksanakan Penanaman 1.000
bibit Mangrove dan Transplantasi 1.400 Terumbu Karang yang ditanam dengan
Metode Rocklife di perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu.
Aksi ini dalam rangka memperingati Hari Laut Sedunia, Rangkaian Perayaan HUT
IPC TPK ke 10 yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Nomor
14 tentang Kehidupan Bawah Air.
Herman Ketua Kelompok
Pemuda Peduli Konservasi Alam Pulau Pramuka (Smiling Coral Indonesia) mengatakan
apresiasi kepada IPC TPK atas aksi pelestarian lingkungan di Taman Nasional
Kepulauan Seribu. Area mangrove dan terumbu karang memberi banyak manfaat
seperti menambah daratan, penahan abrasi dan ombak, mendorong produktifitas
perikanan sebagai habitat ikan, menjadi habitat bagi hewan seperti udang,
kepiting, ikan, udang bahkan ular dan elang. Tidak hanya itu, aksi ini sangat
membantu masyarakat Pulau Pramuka karena hampir hampir 70% menggantungkan hidup
pada eco-tourism.
Dalam beberapa tahun terakhir
isu lingkungan di Taman Nasional Kepulauan Seribu sangat kompleks seperti
banjir rob 2 kali setahun, 8 pulau telah tenggelam dan 14 pulau terancam
tenggelam karena abrasi pantai, pencemaran sampah kiriman dari Ibukota, dampak
industri dan pembangunan/pengalihan fungsi laut hingga penurunan tangkapan ikan
para nelayan karena habitat ikan yang rusak.
Perubahan iklim sangat
mempengaruhi kondisi laut di Indonesia. Salah satu dari dampak perubahan iklim
tersebut adalah Kepulauan Seribu yang mengalami kerusakan ekosistem terumbu
karang yang cukup signifikan. Dikutip dari Jurnal Kelautan dan Perikanan
Terapan, penelitian yang dilakukan pada tahun 2022, persentase tutupan terumbu
karang di Kepulauan Seribu sekitar 23,29% hingga 34,98%. Persentase tersebut
termasuk dalam kategori rendah hingga sedang, hal ini menunjukkan kondisi
terumbu karang lebih banyak pasir, patahan karang dan sedimen.
"Sebelumnya
bekerjasama dengan Pelindo Group, IPC TPK ikut serta dalam penanaman 55.000
bibit mangrove di Asemrowo, Surabaya dan penanaman 300 batang pohon di
lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok. Rencana kedepannya kami akan terus
melakukan penghijauan melalui penanaman pohon seluruh area kerja, penanaman
terumbu karang di Panjang serta penanaman mangrove di beberapa lokasi."
tutup Guna.
(Redaksi ISL News/Corcom IPC
TPK/email:islnewstv@gmail.com).