JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh berkolaborasi dengan sejumlah stakeholders menggelar top drill penanganan kebakaran KMP BRR di perairan Selat Benggala, Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, pekan lalu.(4/6/2023).
Kegiatan ini sebagai wujud
komitmen ASDP dalam memastikan standar keselamatan operasi perusahaan baik di
pelabuhan maupun penyeberangan kapal guna memberikan layanan prima kepada
pengguna Jasa.
Corporate Secretary PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan sebagai BUMN transportasi,
ASDP mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk senantiasa menjaga aspek
keselamatan dalam setiap layanan dan operasi bisnis perusahaan. Menurutnya,
penerapan safety di lingkungan kerja ASDP sangat krusial mengingat industri
penyeberangan dan kepelabuhanan yang dikelola perusahaan memiliki tingkat
risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi dalam karakteristik proses kerjanya.
“ASDP berkomitmen menerapkan
budaya safety sesuai salah satu misi ASDP, yakni secara konsisten mengedepankan
keselamatan dan layanan penuh keramahan, tulus, dan berkualitas. Komitmen ini
tentu tidak hanya berlaku untuk pekerja kami, tetapi untuk seluruh pengguna
jasa penyeberangan dan mitra kerja ASDP yang kami layani,” katanya.
Adapun bentuk dukungan pihak
cabang ASDP dalam mengoptimalkan prosedur keselamatan adalah dengan melakukan
simulasi terkait bencana kecelakaan pada armada, termasuk kebakaran kapal.
Dalam simulasi yang digelar, ASDP menggandeng Basarnas Banda Aceh, KKP Ulee
lheue, BPTD Kelas II Aceh, Dishub Aceh, Polsek Ulee Lheue, Pos TNI AL Lampulo,
BMKG SIM, PT. Jasa Raharja Aceh dan SROP Ulee Lheu dan juga mengerahkan alut
Kapal KN SAR Kresna 232, KMP BRR, Sea Rider, LCR/ Ruber Boat, serta Ambulance.
General Manager PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh Agus Djoko Triyanto mengatakan
bahwa kegiatan yang dilaksanakan sekali setiap tahun ini merupakan upaya untuk
meningkatkan kewaspadaan dan kecakapan kru kapal dalam menanggulangi potensi
bencana. Tahun ini simulasi penanganan kebakaran dilakukan di KMP BRR yang
melayani rute Banda Aceh – Sabang.
“Kita tidak berharap kecelakaan
akan terjadi, tetapi untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan simulasi
sebagai upaya dalam menanggulangi potensi bencana yang mungkin akan timbul di
kapal, sehingga operasional dapat berjalan dengan baik. Kami mengapresiasi
kerja sama semua pihak yang terlibat. Hal ini tidak hanya memberikan pelatihan
kepada kru kapal ASDP, tetapi juga stakeholders terkait yang dapat
mengaplikasikan ilmu mereka terkait manajemen tanggap darurat,” ujar Agus.
Simulasi Kapal ASDP di Merak kapan
?
Kapal Motor Penyeberangan (KMP)
BRR tujuan Pelabuhan Ulee lheue Banda Aceh terbakar saat sedang berlayar dari
Balohan Sabang. Kebakaran terjadi di perairan Selat Benggala, sejauh 1 NM
(Nautical Mile)/mil laut dari Pelabuhan Ulee Lheue.
Menerima informasi tersebut,
Basarnas Banda Aceh mengerahkan KN SAR Kresna 232, Sea Rider serta LCR/perahu
karet untuk membantu memadamkan api serta mengevakuasi korban.
Berdasarkan hasil investigasi,
pemicu api berasal dari puntung rokok di ruang penumpang. Kecelakaan ini mengakibatkan
3 orang korban lompat ke air dikarenakan panik, 1 orang korban mengalami luka
bakar, 1 orang pingsan, dan 1 orang korban lainnya mengalami patah kaki akibat
jatuh dari tangga penumpang. Keenam korban berhasil di evakuasi tim Rescue
Basarnas Banda Aceh serta ABK KMP BRR.
Rangkaian acara simulasi
kecelakaan KMP BRR dilakukan selama tiga hari mulai Senin (22/5) hingga Rabu
(24/5). Hari pertama dibuka dengan pemaparan terkait manajemen tanggap darurat
oleh GM ASDP Agus Djoko Triyanto. Kemudian dilanjutkan pada hari kedua terkait
simulasi kecelakaan di kadeg KMP BRR. Lalu pada hari ketiga dilakukan eksekusi
simulasi pada waktu dan tempat yang ditentutakan.
Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu
Harris Al Hussain turut mendukung terlaksananya simulasi ini. Ia menuturkan
bahwa tujuan drill adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan, koordinasi antar
unsur di lapangan dan menguji SOP masing-masing instansi serta
mensosialisasikan SOP kepada masyarakat.
ASDP sebagai garda utama
keterhubungan perairan Nusantara akan senantiasa memberikan dampak positif yang
berkelanjutan, tidak hanya bagi masyarakat luas tetapi juga bagi stakeholders
terkait.
(*/Red. ISL News).