
MASAMBA LUWU UTARA (ISL News) – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo memberikan bantuan peningkatan kapasitas Usaha Mikro dan Kecil (UMK) kepada empat kelompok tani di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Bantuan
tersebut diserahkan langsung oleh Komisaris Utama Pelindo, Marsetio bersama
Dewan Komisaris Pelindo, Heru Sukanto, Antonius Rainier Haryanto, dan Muchtar
Luthfi Mutty, didampingi Regional Head 4 Pelindo, Enriany Muis, Minggu kemarin sore
(18/12/2022).
Turut
hadir dalam penyerahan bantuan yang berlangsung di Baruga Opu Pabbicara di Desa
Marobo, Kecamatan Masamba, Luwu Utara, yakni Komite Dewan Komisaris Pelindo,
Sugiyono dan Sofia Chairunnisa, Tim TJSL Pelindo Regional 4 bersama empat
kelompok tani yang mendapatkan bantuan, yaitu Kelompok Tani Berkah Sampah
Organik, Sahabat Lestari, Sari Buah, dan Kelompok Tani Bunga Jagung, di mana
masing-masing kelompok tani mendapatkan bantuan senilai Rp150 juta untuk
pengembangan usaha yang telah dijalankan selama ini.
Komisaris
Utama Pelindo, Marsetio mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Pelindo yakni
dengan memberikan bantuan kepada kelompok tani di Luwu Utara ini adalah suatu
terobosan yang sedang dicoba.
“Apa
yang dilakukan oleh empat kelompok tani di Luwu Utara ini juga bisa menjadi
contoh untuk kelompok tani di daerah lainnya,” kata dia.
Komisaris
Pelindo, Muchtar Luthfi Andi Mutty dalam sambutannya mengatakan bahwa sebelum
memutuskan untuk memberikan bantuan kepada empat kelompok tani di Luwu Utara,
pihaknya bersama Tim TJSL Pelindo Regional 4 sudah dua kali melakukan
verifikasi, untuk melihat apakah kelompok tani yang akan dibantu memang betul
memenuhi syarat dan layak untuk dibantu. “Mudah-mudahan hasil verifikasi ini
tidak mengecewakan kami semua, bahwa kami tidak salah pilih,” ujarnya.
Pria
yang akrab disapa Opu ini juga menuturkan, bantuan ini diberikan kepada yang
siap dibantu, bukan yang mau dibantu. “Sebab semua masyarakat mau dibantu, tapi
belum tentu siap dibantu.”
Adapun
syarat atau indikasi masyarakat yang siap dibantu menurut Luthfi, pertama sudah
ikut pelatihan. Di mana para petani yang menerima bantuan Program TJSL Pelindo
kali ini sudah pernah dikirim untuk mengikuti pelatihan di Yayasan Inisiatif
Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA). Kedua, sudah berkelompok. “Tidak ada
bantuan diberikan kepada yang belum dilatih dan yang belum berkelompok,”
tegasnya.
Ketiga,
kelompok tani yang dibantu harus sudah berproduksi. “Dan kelompok tani yang
dibantu ini sudah memproduksi pupuk kompos. Kenapa pupuk kompos? Pertama, saya
memilih pupuk kompos karena kita ketahui dari waktu ke waktu petani semakin
sulit mendapatkan pupuk organik, pupuk kimia. Harganya semakin mahal dan
langka. Sementara bahan baku pupuk kompos melimpah di mana-mana. Tempat teman-teman kelompok
tani yang memproduksi pupuk kompos ini, di hampir setiap rumahnya memiliki
kandang sapi. Dan selama ini kotoran sapi itu hanya menjadi limbah. Mencemari
sumur, mencemari lingkungan. Kita punya potensi jerami dan sekam yang hanya
habis dibakar. Kita punya potensi daun-daunan yang hanya dibakar. Maka saya
tertarik kita jadikan ini sebagai jalan untuk meningkatkan taraf hidup petani
kita,” bebernya.
Kedua
lanjut dia, ini menciptakan lapangan kerja. Mereka merekrut anak-anak muda
untuk tidak perlu lagi meninggalkan desanya, pergi mencari nafkah di luar desa.
“Kita membantu pemerintah mencegah urbanisasi. Yang ketiga, dengan menjadikan
mereka produsen pupuk kompos, maka kita melakukan metamorfosa kelompok tani
yang selama ini hanya merupakan kelas belajar dan wadah kerja sama, menjadi
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Jadi ketemu apa yang diinginkan oleh
Pelindo. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman atas keputusan
memberi bantuan kepada empat kelompok tani di Luwu Utara ini,” tukasnya.
Sementara
itu, Regional Head 4 Pelindo, Enriany Muis menambahkan bahwa Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan atau TJSL merupakan salah satu program yang wajib untuk
dipenuhi dan dijalankan setiap tahun oleh perusahaan.
“Dan
sebagaimana tujuan dari Program TJSL Pelindo yaitu untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, terutama di area lingkungan kerja Pelindo dengan fokus pada
tiga bidang, yakni pendidikan, lingkungan hidup dan pembinaan UMKM atau Usaha
Mikro Kecil Menengah,” ujarnya.
Dia
menuturkan, sebelum memberikan bantuan, Tim TJSL Pelindo terlebih dahulu sudah
melakukan survei atau analisa kelayakan kepada empat kelompok tani yang berhak
menerima bantuan dalam Program TJSL Pelindo kali ini.
Dalam
hasil survei, penggunaan pupuk kimia terutama pupuk urea dan lainnya serta
pestisida selama kurang lebih 30 tahun secara terus menerus oleh petani tanaman
pangan pada lahan sawah dan hortikultura yang cenderung melampaui tingkat
kesuburan tanah. Akibatnya kandungan bahan organik pada lahan-lahan sawah dan
hortikultura sangat rendah. Ini cenderung menyebabkan penggunaan pupuk menjadi
tidak efektif karena kemampuan akar tanaman untuk dapat menyerap hara pupuk
menurun.
“Untuk
itu, kelompok tani akan mengembalikan kesuburan tanah dan lahan holtikultura
khususnya melalui bantuan kepada
Kelompok Tani Berkah Sampah Organik, sehingga berhak mendapatkan bantuan
melalui Program TJSL Pelindo untuk dapat mengembangkan usahanya ke lokasi yang
lebih luas dan dapat memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak menggunakan
mesin pengolah kompos, mengingat saat ini permintaan pasar Kelompok Tani Berkah
Sampah Organik sudah sampai keluar daerah dan ke perusahaan-perusahaan,” tutur
Enriany.
Dia
berharap, agar bantuan yang diberikan melalui Program TJSL Pelindo ini dapat
digunakan dengan sebaik mungkin dan bermanfaat terutama bagi empat kelompok
tani yang menerimanya, sehingga hasilnya juga dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat.
“Semoga
apa yang kita lakukan pada hari ini dapat bernilai ibadah dan bermanfaat bagi
semua,” tutup Regional Head 4 Pelindo.