
JAKARTA UTARA (ISL News) – Rencana Pemerintah Cq. Kemenko Perekonomian untuk meluncurkan System Single Sub Mission atau SSm Pengangkutan bagi Kapal Niaga Ekspor-Impor, diintegrasikan ‘satu pintu’ dibawah Portal INSW perlu disiapkan SDM para pihak dan fasilitas server yang besar dan member jaminan keamanan data.
Hal itu dikemukakan
Capt. Ridwan Zen, M.Mar, pemerhati industri pelayaran nasional dan international,
saat ditemui Redaksi ISL News di
kantornya, di bilangan Kelapa gading Jakarta Utara, Rabu kemarin (26/10/2022).
“Penerapan SSm Pengangkutan
adalah hal yang bagus, untuk mendukung kelancaran logistic bisnis pelayaran niaga
international kedepannya, dalam hal ini Kapal Berbendera Asing dan Kapal Niaga Nasional
yang melakukan logistic ocean going. Namun
demikian, pertama perlu segera Kesiapan SDM terutama para Agen Perusahaan
Asing yang ada di Indonesia, jangan sampai tidak siap apalagi lamban memahami
cara kerja SSm Pengangkutan tersebut,” Ujar Capt Ridwan.
Dengan kata lain, kesiapan
SDM Agen Perusahaan Pelayaran Asing di Indonesia menjadi jaminan keberhasilan
penerapan Aplikasi SSM Pengangkutan, (terutama aen pelayan asing yang ada di 14
Pelabuhan Komersil) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah (Kementerian
Perhubungan – red) untuk penerapan SSm Pengangkutan tersebut.
“Selain SDM Agen
perusahaan pelayaran, yang terpenting juga kesiapan SDM di Tim INSW Nasional
itu sendiri. Mereka harus bekerja 24 jam, karena kegiatan kedatangan dan
keberangkatan kapal atau in - out Kapal
Ekspor Impor itu 24 Jam. Jika SDM TIM INSW tidak siap 24 jam 7 Hari misalnya,
maka bisa ‘terganggu’ layanan logistic bisnis pelayaran ekspor impor. Jangan
sampai nama baik Pelabuhan di Indonesia, jadi tidak baik di mata international,”
Ungkap Capt. Ridwan, yang juga sebagai Pengurus INSA Jaya Bidang Kapal Tanker.
Yang kedua,
lanjut Capt. Ridwan adalah kesiapan fasilitas peralatan system MMs Pengangkutan
itu sendiri. “Tim INSW harus benar-benar bisa meyakinkan para Agen Perusahaan Pelayaran
Asing di Indonesia khususnya di Lingkup Pelabuhan Tanjung Priok, bahwa Server
INSW itu besar, secara kapasitas data, atau dengan kata lain punya bandwidth besar, sehingga mampu meng-cover
seluruh aktifitas di 14 Pelabuhan Komersil seluruh Indonesia tadi. Sebab
berdasar pengalaman kalau bandwidth
tidak besar, maka ketika terjadi imput data bersamaan (sangat banyak) pada
waktu yang sama maka terjadi error system, atau system lamban, akhirnya ‘heng’,
maka pelayanan jadi tidak normal, yang nantinya berdampak pada teganggunya kelancaran
arus logistic barang ekspor impor, baik Kapal yang akan sandar maupun kapal
yang akan berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok misalnya,” jelas Capt. Ridwan.
Ada Garansi Layanan
Menurut Capt Ridwan,
dalam rangka suksesnya penerapan SSm Pengangkutan melalui Portal INSW nantinya
perlu Garansi Layanan dari Pemerintah Cq. Kemenko Perekonomian yang membawahi
Tim Nasional INSW.
“Garansi Layanan
dimaksud, misalnya ada satu perjanjian tertulis antara agen perusahaan
pelayaran asing yang selama ini beraktifitas di lingkup Pelabuhan Tanjung Priok
dengan Tim Nasional INSW, menyangkut kerahasiaan dan keamanan data customer dalam
hal ini data principal (perusahaan pelayaran asing yang selama ini masuk ke
Pelabuhan Tanjung Priok misalnya,”Ujar Capt. Ridwan.
Kemudian, tambah Capt.
Ridwan, garansi layanan dalam hal jika terjadi error system SSm Pangangkutan, maka segala akibat dari error system tersebut menjadi beban dari
pemerintah dalam hal ini Tim INSW nasional.
“Bahkan jika dari
adanya error system muncul biaya tambahan dari operasional baik di sisi Kapal
Ekspor Impor maupun dari sisi SDM Agen Perusahaan Pelayaran, mungkin ada ganti
rugi atau lainnya, sehingga semua pihak tidak ada yang dirugikan,” imbuh Capt
Ridwan.
(Redaksi ISL
News/email:islnewstv@gmail.com).