PA 212 saat menggelar jumpa pers menyatakan dukungannya kepada Prabowo. |
Berbagai manuver pun dilakukan oleh para tokoh politik yang selama ini ramai di media massa. Presiden Joko Widodo terlihat menggelar pertemuan dengan pimpinan partai politik pendukungnya di Istana Negara Bogor pada 23 Juli 2018.
Sementara itu, Prabowo Subianto tak ketinggalan. Bersama Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) dia menggelar pertemuan pada sebuah hotel di Jakarta.
Hasil pertemuan tersebut, PA 212 semakin mantap mendeklarasikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres. Hal tersebut diungkapkan Ketua PA 212 Slamet Maarif, usai melakukan pertemuan dengan pertai koalisi pendukung Prabowo di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (23/7) malam.
"Antara ulama-ulama 212 tadi dengan pimpinan partai yang ada, kemungkinan besar capresnya Prabowo Subianto," kata Slamet, pada wartawan.
Di dalam pertemuan tersebut, Slamet mengatakan ingin membentuk koalisi partai keumatan yang terdiri dari lima partai. Kelima partai tersebut adalah Gerindra, PAN, PKS, PBB, dan Berkarya. Meskipun demikian, perwakilan PKS tidak terlihat hadir dalam pertemuan tersebut.
Slamet menambahkan, setelah pertemuan tersebut terlihat kesamaan pikiran antara PA 212 dan sejumlah petinggi partai yang hadir. Oleh karena itu, kata dia, deklarasi capres-cawapres akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Lebih lanjut, Slamet berharap Partai Demokrat dapat ikut bergabung dalam koalisi yang diusung pihaknya. Ia mengatakan saat ini sedang membangun komunikasi dengan partai yang diketuai mantan Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono tersebut."Sedang dikomunikasikan dengan Partai Demokrat," ujar dia.
Sejumlah tokoh PA 212 dan sejumlah tokoh partai politik menggelar pertemuan malam ini di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (23/7) malam. Pertemuan tersebut tampak dihadiri oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
Usai pertemuan tersebut, Prabowo tampak berjalan menghindari cegatan wartawan yang hendak mewawancarainya. Mantan danjen Kopassus tersebut hanya tersenyum dengan melambaikan tangannya sembari berjalan dengan cepat menuju mobilnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono juga enggan mengucapkan satu kata pun saat ditanya wartawan mengenai hasil pertemuan tersebut.
Demokrat Berikan Dukungan dengan Syarat?
Prabowo Subianto mendapat suntikan tambahan parpol dalam koalisi pendukungnya sebagai capres di Pilpres 2019, namun masih ada persyaratan yang terlihat tidak ringan. Meski belum resmi disuarakan Dewan Pimpinan Pusat, namun Partai Demokrat DKI Jakarta berani menyebutkan mereka akan mendukung Prabowo.
Dukungan kepada Prabowo itu didapat melalui dalam rapat koordinasi daerah (Rakorda) yang digelar Senin (23/7/2018) kemarin.
Usulannya, Demokrat Jakarta meminta pengurus pusat (DPP) untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra, PKS dan PAN.
“DPC se-DKI Jakarta serta anggota Fraksi PD-PAN DPRD DKI Jakarta dalam Rakorda DPD PD,”
“Berdasarkan hasil musyawarah mufakat dengan ini memutuskan/merekomendasikan berkoalisi dengan Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PAN,” dalam keterangan tertulis diterima redaksi.
Selain mendukung untuk berkoalisi dengan tiga partai itu, Demokrat Jakarta juga mendukung pencalonan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.
Akan tetapi, dukungan kepada mantan menantu Presiden Soeharto itu jelas sama sekali tidak gratis.
Ada syarat wajib yang harus bisa dipenuhi Prabowo untuk bisa mendapatkan dukungan tersebut. Pasalnya, sebagai syarat utama, Danjen Kopassus itu harus mengawini Ketua Kigasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres di Pilpres 2019 mendatang.
“Dengan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden wajib AHY,” lanjutnya.
Meski mendukung Prabowo sebagai capres, tak menutup kemungkinan jika akhirnya koalisi mengusulkan capres lain selain Prabowo Subianto.
“Berkoalisi dengan Partai Gerindra tidak wajib calon presidennya Bapak Prabowo Subianto atau mendukung calon presidennya orang lain,” jelas keterangan tersebut.
“Semoga rekomendasi ini dapat membawa Indonesia menjadi lebih sejahtera dan adil sesuai cita-cita bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Untuk diketahui, PKS dan PAN sendiri sudah lebih dulu menyatakan dukungan bergabung dalam koalisi bersama Partai Gerindra.
Dua parpol tersebut juga sama-sama mengajukan kadernya untuk dipilih salah satu sebagai cawapres.
Dari PKS, menyodorkan sembilan nama kader. Diantaranya yang disebut cukup kuat adalah Ahmad Heryawan dan Salim Segaf Al-Jufri.
Sementara dari PAN, ada nama Zulkifli Hasan, Amien Rais, Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa.
Disebut-sebut, nama-nama yang disodorkan PKS dan PAN itu adalah syarat wajib koalisi.
Di sisi lain, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga disebut cukup kuat sebagai perwakilan dari nonparpol.