SYARIAH
Waspadai dosa yang lebih halus dari langkah semut. |
Tiada godaan terhebat dari seorang yang sukses rizkinya, jabatannya, popularitasnya, ilmunya, dan keturunannya kecuali bangga dan kagum pada dirinya sendiri. Merasa paling hebat, paling pintar, paling benar, paling suci.
“Inilah penyakit hati orang sukses termasuk orang seperti abang ini. Begini begitu kan kesannya saja padahal aib kekurangan seabrek abrek, untungnya saja aib abang dan kita semua masih ditutupi Allah. Kalau dibuka pasti sangat malu dan hina,” tutur Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Ustaz Arifin lalu menyitir beberapa ayat Alquran dan Hadits Rasulullah SAW mengenai bahaya berbanggap-bangga dalam hidup ini. “Jangan kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang terlalu membanggakan diri.” (QS Al-Qashash 76). “Maka jangan kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (Allah) paling mengetahui orang yang bertakwa.” (QS An-Najm 32).
“Rasulullah mengingatkan mengulang sampai tiga kali, 'Takutlah kalian pada al uzba’ yaitu bangga kagum pada diri sendiri.' Nasehat ini beliau arahkan pada para sahabat sahabat beliau yang saleh dan hafal Alquran,” ujar Arifin.
Ustadz Arifin Ilham. |
Memang, kata Arifin, dosa ujub ini lebih halus dari langkah semut. Bisa jadi kesannya tawadhu tetapi di hati ingin dipuji. Marah dihina, ternyata karena berharap dipuji. “Inilah "dho'ful aqli wal iimaani" tanda lemahnya akal dan iman. Padahal sangat rugi, sudah cape cape beramal dihancurkan kemudian dengan ujub,” tuturnya.
Karena itu, Arifin mengajak kaum Muslim agar sering duduk di majlis ilmu dan zikir. “Sering-seringlah duduk di majelis ilmu dan zikir. Saat menengadah menatap wajah guru, rontoklah kebanggaan dirinya. Duduklah bersama faqir miskin, yatim piatu, orang orang susah. Ziarahilah kuburan, perkuat puasa sunnah, tadabburkan Alquran, perhebat istigfar, dan selalu harus sempatkan diri secara khusus muhasabah diri selesai sholat malam: ‘siapa aku, darimana, dimana, dan mau kemana akhirnya aku?”
“Sungguh diri hina ini tidak pantas bangga diri kecuali hanya Allah yang Maha Terpuji,” demikian Ustaz Muhammad Arifin Ilham.
Sumber : Republika
Sumber : Republika