
Dalam
sesi panel diskusi, Arif menegaskan bahwa pasca-merger P
elindo telah
mengimplementasikan kerangka strategis berbasis empat pilar utama: transformasi
organisasi, transformasi operasional, konektivitas industri, dan kemitraan
global.
"Kami
bertransformasi dari model berbasis wilayah menjadi berbasis lini bisnis,
sehingga setiap subholding — kontainer, non-kontainer, marine, dan logistik —
dapat fokus pada peningkatan layanan yang lebih spesifik dan profesional,"
jelas Arif dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen)
International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez, Sekjen
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Antoni Arif Priadi, dan Direktur Keuangan
Pertamina Internasional Shipping (PIS), Diah Kurniawati.
Arif
menekankan bahwa transformasi operasional menjadi inti dari penguatan layanan
pelabuhan, termasuk standarisasi, digitalisasi, serta efisiensi waktu sandar
kapal.
“Sebagai
perusahaan jasa, prioritas kami adalah memastikan seluruh pelabuhan di
Indonesia beroperasi secara efisien dan siap menghadapi peningkatan trafik. Di
Sorong, misalnya, waktu sandar rata-rata telah berhasil kami pangkas hingga
66%, dari 72 jam menjadi hanya 24 jam,” tambah Arif.
IMW
2025 sendiri merupakan ajang internasional yang akan mempertemukan pelaku industri,
pembuat kebijakan, akademisi dan inovator dalam industri maritim global.
Kesempatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk harmonisasi regulasi,
diskusi strategi peningkatan infrastruktur pelabuhan serta implementasi praktik
keberlanjutan.
Dalam sambutan
opening ceremony IMW 2025, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan
Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono, menegaskan pentingnya
industri maritim dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Indonesia
memiliki potensi luar biasa di sektor kemaritiman. Ajang IMW 2025 ini menjadi
momentum kita bersama untuk membangun konektivitas, memperkuat keberlanjutan,
dan mengadopsi digitalisasi di seluruh rantai nilai industri maritim,” ujar
AHY.
Menutup
sesi, Arif menyampaikan optimismenya atas masa depan maritim Asia dan
keterbukaan Pelindo dalam berkolaborasi dengan seluruh pihak.
“Lebih
dari 60% jalur pelayaran dunia berada di Asia. Dengan pelayanan pelabuhan yang
efisien dan berstandar global, Indonesia akan menjadi simpul penting dalam konektivitas
maritim regional. Untuk mewujudkan hal ini, Pelindo terbuka untuk berkolaborasi
dengan seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat konektivitas
regional," pungkas Arif.
(Redaksi ISL
News/Corcom Pelindo Pusat/email:islnewstv@gmail.com).