JAKARTA (ISL News) – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) melalui subholdingnya, PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), telah melakukan transformasi dalam layanan marine berbagai ekspansi bisnis.
Demi mendukung
program Pemerintah dalam upaya percepatan arus logistic nasional serta
penerapan National Logistic Ecosystem (NLE), Pelindo menghadiri aplikasi
Phinnisi yang merupakan single platform untuk jasa layanan kapal yang
terintegrasi dengan Inaportnet.
Ini juga Sebagai
langkah nyata untuk merealisasikan visi SPJM sebagai Service and Operational
Provider, Perusahan telah memetakan beberapa pengembangan. Satu dari inisiatif strategis itu adalah dengan menghadirkan Phinnisi,
yang telah sukses diimplementasikan di 33 cabang pelabuhan.
Mewakili Perusahaan, dalam
Media Luncheon SPJM yang digelar Hari ini Sabtu,
23 Desember 2023, Direktur SDM
dan Umum PT Pelindo Jasa Maritim, Rachmat Prayogi, mengatakan, bahwa setiap
kapal yang masuk dan dilayani, diberikan kemudahan melalui implementasi system
yang lebih terintegrasi. Bagi pelanggan itu dapat memberikan manfaat berupa
transparansi layanan dan juga lebih terkontrol.
Lebih lanjut dia menjelaskan Phinnisi merupakan platform
sistem operasi layanan kapal yang dikembangkan secara internal oleh grup
Pelindo, yang bersifat End to End, menyediakan fitur terpadu
sepenuhnya sebagai Order Management, Front-End dan Back-End
dalam proses layanan kapal, serta mendukung pemenuhan siklus Order to
Cash dan Record to Report dalam satu platform.
“Dengan
aplikasi Phinnisi, seluruh sumber daya pelayanan akan terhubung secara langsung
dan real time dengan pusat pengendalian operasi sehingga data layanan valid dan
langsung memproduksi nota untuk pengguna jasa. Tidak ada lagi pelayanan face to face di bisnis Pemanduan dan
Penundaan, semua proses mulai dari order sampai dengan nota sudah
terdigitalisasi, “Ungkap Rachmat Prayogi.
Dikatakan Sistem Phinnisi memiliki
beberapa kelebihan, yaitu pertama, multi lokasi atau dapat digunakan
untuk mendukung pengoperasian layanan kapal di semua pelabuhan dan
tersentralisasi. Kedua, arsitektur sistemnya berbasis teknologi Cloud
dengan tingkat availabilitas yang tinggi dan cepat dalam deployment
(pemanfaatannya). Ketiga, sistem ini sangat adaptif dan efektif,
sehingga sistem operasi sesuai proses bisnis layanan kapal yang fleksibel dengan
dukungan pengembangan yang berkesinambungan.
Phinnisi
dibangun dan dapat diintegrasikan dengan National
Logistic Ecosystem (NLE) sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia
untuk memangkas birokrasi. Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat membantu
tujuan pemerintah untuk menyederhanakan proses logistik yang dapat berdampak
positif bagi para pemangku kepentingan.
Lokasi
dimana Phinnisi telah terimplementasi adalah Pontianak, Palembang, Dumai,
Makassar, Tanjung Perak dan Gresik, Tanjung Wangi, Bengkulu, Tanjung Emas,
Tanjung Intan, Cirebon, Banjarmasin, Bitung, Pantoloan, Kendari, Benoa, Ambon,
Sorong, Merauke, Kupang, Tarakan, Nunukan, Lembar, Jambi, Tanjung Pinang, Kuala
Tanjung, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Balai Asahan, bengkalis, Pangkal Balam,
Sei Pakning dan Perawang, Sambu dan Nipah, Lhokseumawe, dan Malahayati.
(Redaksi
ISL News/Corcom SPJm/email:islnewstv@gmail.com).