SURABAYA (ISL News) - Terminal Teluk Lamong dan Terminal Petikemas Surabaya (TPS), kemarin diserang sejumlah orang tak dikenal. Mereka menyusup menggunakan perahu.
Beruntung aksi para
penjahat itu bisa terdeteksi lebih awal sehingga pihak TPS dan TTL dapat
mengantisipasinya. Karena aksi mereka itu terlihat melalui Command Center PT
Terminal Petikemas Surabaya (TPS), ada 6 (enam) perahu mendekat ke kapal yang
sedang sandar.
Tidak berselang lama,
Command Center melihat 3 perahu diantaranya melaju ke barat mendekati dermaga
PT Terminal Teluk Lamong (TTL).
Kemudian terlihat 8
(delapan) orang menyusup masuk ke dermaga TPS dengan membawa senjata tajam,
bahkan mereka melakukan perusakan sejumlah aset CCTV.
Keadaan semakin
mencekam, hingga akhirnya Port Facility Security Officer (PFSO) TPS melakukan
koordinasi dengan instansi terkait, sehingga suasana ini menjadikan security
level meningkat menjadi level 3 dan kegiatan operasional terpaksa dihentikan.
Tak berhenti di situ,
dalam waktu bersamaan segerombolan orang tak dikenal sekitar 12 (dua belas)
orang menyusup ke atas kapal yang sandar di TTL dan melakukan penyerangan.
Perkelahian dan
keributan memanas, pelaku menyerang menggunakan senjata tajam hingga berhasil
menyekap awak kapal dan menguasai semua alat komunikasi termasuk handphone.
Beruntung Nahkoda Kapal
sempat mengaktifkan tombol Ship Security Alert System (SSAS) kapal. Dalam waktu
singkat, setelah dilakukan koordinasi komprehensif antara internal TPS, TTL
dengan pemangku kepentingan terkait yang meliputi Kantor Kesyahbandaran Utama
Tanjung Perak, Ditpolairud Polda Jatim, Polres Tanjung Perak, serta Polsek
Benowo, ancaman tersebut berhasil ditangani dengan membekuk penyusup di TPS dan
TTL sehingga kegiatan operasional dapat kembali normal.
Aksi penyusupan dan
penyerangan di atas, ternyata merupakan skenario dari International Ship and
Port Security (ISPS) Code exercise yang diselenggarakan TPS dan TTL.
Exercise kali ini
pelaksanaannya dilakukan bersama secara table top antara TPS dan TTL, dimana
kedua entitas ini sama-sama merupakan anak usaha dari Subholding Pelindo
Terminal Petikemas (SPTP).
Kegiatan exercise ini
melibatkan tim internal TPS dan TTL yang meliputi Port Facility Security Office
(PFSO) TPS, PFSO TTL, Command Center TPS , Operator CCTV TTL bersama dengan
pemangku kepentingan TPS dan TTL, yakni Kantor Syahbandar Utama Tanjung Perak,
Ditpolairud Polda Jatim, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, dan Polsek Benowo.
Dalam kesempatan
tersebut Kabid Penjagaan, Patroli, dan Penyidikan Kesyahbandaran Utama Tanjung
Perak, M. Syaiful yang juga merupakan Port State Officer (PSO) Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya mengapresiasi kegiatan joint exercise TPS dan TTL, serta
berharap agar terminal selalu konsisten dalam melaksanakan kewajiban
impementasi ISPS Code, salah satunya drill, training dan exercise.
“Mari bersama kita
tumbuhkan kesadaran bahwa keamanan adalah investasi, sehingga pelaksanaan
kewajiban tersebut lebih berupa suatu kebutuhan daripada paksaan,” pesan
Syaiful.
Direktur Utama TTL,
David Pandapotan Sirait menjelaskan bahwa TTL dan TPS sebagai pelabuhan yang
comply terhadap persyaratan ISPS Code, wajib melaksanakan exercise ini minimal
satu kali dalam setahun.
“Exercise ini rutin kita
laksanakan untuk melatih sekaligus mengevaluasi kesigapan personil TTL dan TPS
dalam menghadapi dan mengatasi ancaman keamanan dalam bentuk apapun,” ujar
David.
ISPS code merupakan
aturan komprehensif yang mengatur prosedur keamanan terhadap kapal dan
fasilitas Pelabuhan serta menjadi bagian dari konvensi internasional untuk
keselamatan jiwa di laut (Safety of Life at Sea – SOLAS). Aturan ini juga
secara khusus mengatur tentang kegiatan dan langkah-langkah yang harus diambil
oleh setiap negara dalam menanggulangi ancaman terorisme di laut.
Tujuan dari ISPS Code
adalah untuk mengurangi resiko terhadap penumpang, awak kapal dan personil di
atas kapal pada wilayah pelabuhan dan juga terhadap kapal dan muatannya.
Selain itu, untuk
meningkatkan keamanan kapal di pelabuhan, serta mencegah pelayaran menjadi
sasaran dari terorisme internasional.
Direktur Utama TPS,
Wahyu Widodo menyampaikan bahwa TPS adalah terminal peti kemas pertama di
Indonesia yang telah mengimplementasikan ISPS code secara konsisten terhadap
kapal dan fasilitas Pelabuhannya, sejak Desember 2004, dimana pada saat itu
pula ISPS Code ini diberlakukan di Indonesia oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut selaku Designated Authority.
“Melalui kegiatan joint
exercise ISPS code ini diharapkan mampu meningkatkan sinergi antara TPS dan TTL
dengan pemangku kepentingan, terkait manajemen pengamanan kapal dan fasilitas
pelabuhan sesuai standar ISPS Code,” ujar Wahyu.
Dengan dilaksanakannya
ISPS Code exercise ini, diharapkan Petugas Pengamanan di TPS dan TTL memiliki
kemampuan mengelola risiko, khususnya dalam menghadapi segala kemungkinan
ancaman, baik terhadap kapal maupun fasilitas pelabuhan di TPS dan TTL, serta
dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, menentukan tingkat
keamanan wilayah serta mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan ISPS Code.
Dengan suksesnya
kegiatan ISPS Code exercise ini, maka TPS dan TTL dinyatakan telah comply ISPS
Code, tentu ini tidak lepas dari peran serta pihak-pihak terkait, selain itu
demi meningkatkan keamanan di terminal, manajemen juga memfasilitasi tim
keamanan dengan drill – drill lainnya seperti drill tanggap darurat, drill
bahaya kebakaran, bahkan drill apabila terjadi bencana alam, dsb. Harapannya
tidak lain agar PFSO dan seluruh personil pengamanan selalu siap sedia terhadap
segala kemungkinan gangguan keamanan yang terjadi.
(Redaksi ISL
News/email:islnewstv@gmail.com).