SEBELUM penggabungan (merger) Pelindo I s/d 4, saya membayangkan Pelindo hasil merger hanya fokus pada pengelolaan pelabuhan. Artinya, anak-anak perusahaan yang tak terkait dengan tata kelola pelabuhan akan dilepas. Ternyata, tidak.
Pelindo mengurusi banyak sekali
perusahaan, termasuk di dalamnya jalan tol, perusahaan investasi, rumah sakit
sampai pekerja outsourcing.
Tak ada yang keliru karena
anak-anak perusahaan itu sudah ada sejak sebelum merger terjadi. Hanya saja,
Pelindo pasca merger menjadi begitu gemuk. Status anak-anak perusahaan itu pun
berubah menjadi cucu perusahaan Pelindo atau anak perusahaan dari 4 sub
holding.
Padahal, Pelindo sebagai holding
harus mengurusi puluhan atau bahkan ratusan pelabuhan di seluruh Indonesia dari
berbagai macam kelas. Belum lagi harapan pemerintah agar Pelindo bisa
menurunkan biaya logistik dan standar pelayanan yang sama di semua pelabuhan.
Dari sisi pendapatan, Pelindo juga diharapkan bisa meningkatkan setoran
keuntungan kepada pemerintah. Tugas yang tidak mudah.
Hemat saya, setelah dua tahun
merger, Pelindo harus berani melakukan
restrukturisasi anak-anak perusahaan. Sesuai amanat pemerintah, Pelindo harus
melakukan pembenahan standarisasi pelayanan di semua pelabuhan agar biaya
logistik menjadi turun.
Biarlah jalan tol, pegawai
outsourcing,rumah sakit, investasi serta usaha lain yang tak berkaitan langsung
dengan tata kelola pelabuhan diurus perusahaan lain. Pelindo tinggal melakukan
kolaborasi jika membutuhkan kerja sama untuk urusan tersebut. Misalnya saja
saat Pelindo membangun pelabuhan, Jasa Marga atau pemerintah daerah membangun
akses dari pelabuhan ke jalur tol atau jalan arteri.
Jika pun Pelindo fokus pada urusan
tata kelola pelabuhan potensi pendapatan pun tentu akan semakin membesar. Jika
Pelindo mau, terminal-terminal petikemas atau nonpetikemas bisa diberlakukan
jasa konsesi/rental fee diluar profit operasional yang selama ini diperoleh
perusahaan.
Ke depan, digitalisasi akan
menjadi keniscayaan. Informasi tentang akan beroperasinya layanan internet
cepat milik Elon Musk di Indonesia bisa menjadi peluang bagi Pelindo untuk
mempercepat proses digitalisasi di seluruh pelabuhan yang dikelolanya.
Karena itu, restrukturisasi
(seharusnya) menjadi salah satu kata kunci pasca merger.
Oleh
: KarnalI Faisal, Direktur Indonesia Maritim Forum (INMAFO)