
BANDUNG (ISL News) - Perlambatan ekonomi dan ancaman resesi global mulai berimbas ke Indonesia. Salah satu indikasinya berupa penurunan ekspor pada triwulan IV tahun 2022 karena penurunan permintaan dari sejumlah negara yang mengalami resesi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), setelah
mengalami nilai tertinggi pada Agustus 2022 sebesar USD 27,86 miliar, nilai
ekspor Indonesia berturut-turut turun pada empat bulan berikutnya hingga pada
Desember sebesar USD 23,83 miliar.
Sementara, pada tahun 2022 itu, setelah mengalami nilai
tertinggi pada Agustus sebesar USD 22,15 miliar, nilai ekspor Indonesia
berturut-turut turun pada tiga bulan berikutnya hingga pada November sebesar
USD 18,96 miliar. Nilai ekspor kembali naik dan nilai ekspor pada Desember
sebesar USD 19,94 miliar.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan
ancaman resesi dan inflasi global yang akan menurunkan daya beli masyarakat dan
menekan perekonomian nasional harus diantisipasi dengan pengembangan rantai
pasok barang dan komoditas nasional.
Pengembangan dan penguatan rantai pasok itu harus
dilakukan secara sinergis, baik antar kementerian/lembaga, maupun antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemetaan rantai pasok suatu komoditas
harus secara end-to-end dilengkapi dengan perancangan sistem logistik yang
sesuai.
Kolaborasi dan sinergi juga diperlukan antara penyedia
dan pengguna jasa logistik seperti perusahaan manufaktur dan retailer, serta
operator infrastruktur logistik seperti pelabuhaan dan bandara, untuk menjamin
kelancaran proses distribusi barang dan komoditas.
Sistem Logistik Ikan
Setijadi mengungkapkan Sistem Logistik Ikan Nasional
(SLIN) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan contoh
pengembangan rantai pasok komoditas yang baik. SLIN ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 58 Tahun 2021 dan diperbarui
Permen KP No. 5 Tahun 2014.
SCI mengapresiasi KKP yang mengembangkan SLIN sebagai
turunan dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang ditetapkan dengan
Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
Hingga saat ini, KKP merupakan satu-satunya kementerian yang menurunkan
Sislognas menjadi sistem logistik berbasis komoditas yang ditetapkan dengan
peraturan menteri.
SCI mendorong kementerian-kementerian lain untuk
mengembangkan rantai pasok dan sistem logistik komoditas sesuai dengan ruang
lingkupnya masing-masing, terutama Kementerian Pertanian, Kementerian
Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
Pengembangan ini akan mendorong produktivitas dan daya
saing produk dan komoditas, baik secara nasional maupun global, serta
mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasok global yang mempunyai
ketidakpastian yang semakin tinggi sebagai dampak resesi.
(Redaksi ISL News/Humas SCI/email:islnewstv@gmail.com).