SEMARANG (ISL News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Distrik Navigasi Kelas II Semarang meluncurkan desain baru/redesain pelampung suar dengan desain yang lebih efisien, efektif, serta biaya manufaktur yang lebih ekonomis. Hal ini merupakan wujud upaya pelaksanaan tugas dan fungsi kenavigasian dalam mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran di Perairan Indonesia.
Peluncuran redesain pelampung suar ini dilaksanakan sebagai rangkaian acara Seminar Kenavigasian yang digelar oleh Distrik Navigasi Kelas II Semarang di Hotel Patra Semarang, Jawa Tengah pada hari ini (8/9).
Membuka Seminar, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha menyampaikan bahwa pelaksanaan fungsi kenavigasian memiliki peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran di Perairan Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan kenavigasian yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), Telekomunikasi Pelayaran (Telkompel), Hidrografi, serta Alur dan Perlintasan harus dapat dilaksanakan dengan baik serta memenuhi ketentuan nasional dan internasional demi terciptanya keselamatan dan keamanan pelayaran.
Untuk itu, selain peningkatan Sumber Daya Manusia, tidak kalah penting bagi para pelaku di bidang kenavigasian untuk terus meningkatkan kreativitas dan mengembangkan inovasi dalam rangka peningkatan kemampuan dan kehandalan di bidang SBNP.
“Saya mengapresiasi inovasi-inovasi yang telah dilakukan dalam upaya meningkatkan keselamatan pelayaran, seperti yang telah dilakukan oleh Distrik Navigasi Kelas II Semarang, yang hari ini melaunching redesain pelampung suar dengan desain yang lebih efisien, efektif, serta biaya manufaktur yang lebih ekonomis,” kata Dirjen Arif.
Hal ini menurut Dirjen Arif, juga sejalan dengan tema yang diangkat pada Seminar Kenavigasian pada hari ini, yaitu “Navigasi yang Berinovasi dalam Mewujudkan Hospitable Spirit Ditjen Perhubungan Laut”. Tema ini, menurutnya mengusung himbauan dan harapan agar seluruh Distrik Navigasi dapat terus meningkatkan kreativitas dalam berinovasi melakukan pengembangan teknologi kemaritiman demi mewujudkan keselamatan pelayaran.
Dirjen Arif berharap Seminar kenavigasian yang diselenggarakan pada hari ini dapat menjadi sarana bertukar infomasi dan pengetahuan tentang perkembangan kenavigasian di Indonesia dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing.
“Selain itu, sesuai dengan tema yang diusung, saya berharap semua yang hadir di sini dapat semakin termotivasi dan memaknai tugas dan peran kita sesuai dengan service value atau nilai pelayanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, yaitu Hospitable Spirit atau “Jiwa yang Melayani,” yang berarti insan Perhubungan Laut siap menjalankan setiap tugas dan pelayanan dengan sepenuh hati,” tukasnya.
Senada dengan Dirjen Arif, Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan yang turut hadir memberikan Keynote Speech, juga menyampaikan apresiasinya kepada Distrik Navigasi Kelas II Semarang yang telah menginisiasi kegiatan Seminar Kenavigasian. Dia juga berharap kolaborasi antara Pemerintah dan seluruh stakeholder terhadap informasi dan pengetahuan tentang keselamatan pelayaran dapat terus ditingkatkan.
“Sebagai wujud penerapan tugas dan fungsi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, Navigasi harus terus meningkatkan modalitas yang dimilikinya sehingga para pengguna transportasi laut merasa aman dan nyaman berada di alur pelayaran yang tepat, dengan panduan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran yang andal, dan diawasi oleh sarana telekomunikasi pelayaran yang optimal, serta kesiagaan kapal negara kenavigasian yang selalu mendukung terjaganya keandalan tersebut,” tegas Hengki.
Menurut Hengki, pelaksanaan tugas dan fungsi Distrik Navigasi dalam mendukung keselamatan dan keamanan serta kehandalan di bidang SBNP menjadi semakin menantang karena keterbatasan anggaran yang ada, sehingga Distrik Navigasi dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi.
“Saya berharap, apa yang telah dilakukan oleh Distrik Navigasi Kelas II Semarang dapat menjadi pemantik bagi Distrik Navigasi yang lainnya, sehingga kualitas pelayanan kenavigasian dapat merata di seluruh Indonesia serta memiliki standar yang tinggi dan berintegritas,” ujar Hengki.
Hengki juga berharap seluruh Distrik Navigasi di Indonesia dapat terus menerapkan Hospitable Spirit dalam memberikan pelayanan kenavigasian. 5S atau senyum, salam, sapa, sopan dan santun hatus senantiasa diterapkan secara konsisten. Hal ini menurutnya merupakan modal utama bagi ASN Perhubungan selaku pelayanan masyarakat yang tercermin dalam 5 (lima) citra manusia perhubungan, yaitu tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa yang tertib, teratur, tepat waktu, bersih dan nyaman.
Sementara itu, Kepala Distrik Navigasi Kelas II, Dian Nurdiana, mengungkapkan bahwa pengembangan inovasi redesain pelampung suar ini merupakan salah satu upaya dalam optimalisasi SDM dan sarana prasarana kenavigasian yang dimiliki oleh Distrik Navigasi. Pengembangan inovasi ini, lanjutnya dilakukan dengan mengedepankan optimalisasi dan efisiensi dalam penggunaan anggaran.
Adapun terkait redesain pelampung suar ini, Dian menjelaskan bahwa dengan desain pelampung suar existing terdapat banyak kendala, antara lain kesulitan dalam pengangkatan saat perawatan, bentuknya yang dapat menyebabkan kerusakan pada dek kapal, serta menyebabkan ketidaknyamanan pekerja dalam proses pemeliharaan.
“Redesain pelampung suar inovasi Distrik Navigasi Kelas II Semarang memiliki badan pelampung dengan diameter lebih kecil, yakni 2.2 m jika dibandingkan pelampung suar existing yang memiliki diameter 2.6 m. Ketebalan plat nya juga lebih tipis, yakni 8 mm jika dibandingkan dengan ketebalan existing 10 mm. Dengan demikian redesain ini lebih maksimal dalam penggunaan bahan baku dan efisiensi biaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, desain pelampung suar yang dikembangkan oleh Distrik Navigasi Kelas II ini juga lebih ringkas karena tidak memiliki sirip, sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan karena lebih mudah diangkat tanpa risiko merusak dek kapal. Selain itu, desain baru ini juga memiliki counter weight lebih baik karena bentuknya yang lebih tinggi dan ramping sehingga fokus titik berat di tengah selain juga lebih efisien dalam bahan baku dan biaya.
“Redesain pelampung suar ini secara teknis dilakukan dengan mengacu pada pedoman teknis dalam pengembangan arsitektur sebuah produk, di mana bengkel Distrik Navigasi Kelas II Semarang secara mandiri melakukan siklus pengembangan produk, meliputi proses desain, manufaktur, testing dan finishing, yang dalam pelaksanaannya diinspeksi oleh Kantor Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Semarang,” terang Dian.
Dian menekankan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan inovasi sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja agar dapat menghasilkan produk hasil inovasi yang berkualitas dengan sistem kerja yang lebih optimal dan produktif. Untuk itulah, ia meminta dukungan dan sinergi yang lebih baik dengan institusi terkait, dalam hal ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta para akademisi di Perguruan Tinggi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi maritim, khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Sebagai informasi, kegiatan Seminar Kenavigasian ini dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri oleh seluruh Distrik Navigasi di seluruh Indonesia, UPT Direkorat Jenderal Perhubungan Laut di wilayah Jawa Tengah, Instansi/Lembaga terkait, BUMN, serta asosiasi dan akademisi.
Adapun narasumber yang dihadirkan terdiri dari praktisi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta akademisi dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan pula Mars Kenavigasian, yang diciptakan dengan harapan dapat membangkitkan semangat seluruh inasn navigasi untuk dapat bekerja lebih profesional dan melayani dengan sepenuh jiwa sebagaimana semboyan Kenavigasian, Kala Jivam Asti, yang memiliki arti Waktu adalah Jiwa.