
JAKARTA UTARA - Pengusaha truk kontainer di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), kompak menaikkan ongkos angkutan kontainer maupun non kontainer sebesar antara 20 s/d 30 persen.
Hal itu dilakukan
mereka, menyusul naiknya BBM subsidi (solar) dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800
mulai tanggal 3 September 2022 lalu.
Bahkan para ketua
seperti Organda Angsuspel Panjang (Fahruddin Tandjung), lalu H. A. Zamzani,
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Lampung, dan Ketua GINSI
dan GPEI Lampung, M. Yusuf Kohar, menandatangani kesepakatan menaikkan ongkos
angkut kontainer dari dan ke pelabuhan Panjang sebesar 17%.
Sedangkan Gemilang
Tarigan, Ketua Umum Aptrindo melalui suratnya kepada anggota di seluruh
Indonesia memutuskan menaikkan sebesar 21 – 25 persen.
“Untuk truk kecil (4
ban) naik 21%, truk sedang (6 ban) naik 23%, dan truk besar (6 ban lebih) naik
25%,” kata Tarigan kepada Ocean Week, Rabu sore.
Sementara itu, di
pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Organda Angsuspel sepakat menaikan tarif
antara 25 – 30 persen.
“Tentang penerapannya
kami serahkan kepada masing-masing perusahaan dengan mengacu pada jumlah
persentase yang sudah ditentukan itu,” ujar Purwo Widodo, Ketua Organda
Angsuspel Tanjung Emas Semarang.
Hal yang sama juga
dilakukan Organda Angsuspel Tanjung Perak Surabaya. “Di Tanjung Perak juga naik
24%,” kata Kody Lamahayu, Ketua Organda Angsuspel Tanjung Perak Surabaya kepada
pers.
Tarif truk naik tersebut
sudah diberlakukan mulai tanggal 4 September 2022, pasca pengumuman BBM naik
oleh presiden Jokowi tanggal 2 September.
“Sekarang ongkos dari
Priok ke Kerawang, biasanya Rp 1.300.000, jadi Rp 1.500.000. itu mobil sedang,”
ucap Ajat, salah seorang pengguna jasa truk di Priok.
Kenaikan tersebut,
memicu harga barang juga ikut naik, terutama Sembilan bahan pokok atau Sembako.
(Redaksi ISL News/***).