Gubernur Kendari Ali Mazi bersama Direktur Utama Pelindo IV Prasetyadi saat meresmikan ekspor perdana satu kontainer serabut kelapa (coco fiber) dari Pelabuhan Kendari, Selasa (7/7). |
Ekspor
perdana itu dilepas langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi
bersama Direktur Utama PT Pelindo IV, Prasetyadi di Terminal Petikemas
KNP, Selasa (7 Juli 2020)
Dirut
Pelindo IV, Prasetyadi mengatakan, ini adalah kegiatan ekspor perdana
yang dilakukan pihaknya di era new normal. “Ini adalah kegiatan ekspor
perdana kami di era new normal, meskipun secara keseluruhan kegiatan
operasional di Pelindo IV tetap berlangsung meski ditengah pandemi
Covid-19,” katanya.
Prasetyadi
menuturkan, sejak resmi beroperasi pada akhir Maret 2019, Kendari New
Port sudah siap melayani kegiatan ekspor. Dia berharap dukungan dari
pemerintah daerah untuk selalu memacu dan merangsang para pengusaha
lokal agar secara kontinyu melakukan ekspor komoditas dari wilayah
paling tenggara di Pulau Sulawesi ini.
Adapun
komoditas yang diekspor pada hari itu (Selasa), yakni sebanyak 24 ton
serabut kelapa dengan nilai sekitar Rp54 juta per kontainer. Di Negeri
Tirai Bambu, serabut kelapa ini nantinya akan dijadikan bahan baku
pembuatan jok mobil, spring bed dan lain sebagainya.
Gubernur
Sulawesi Tenggara, Ali Mazi mengapresiasi dan mendukung ekspor perdana
serabut kelapa tersebut, yang diharapkan bisa berkelanjutan. “Sultra
memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dan bisa menambah
Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi harus dikelola dengan baik dan
maksimal,” ujarnya seperti dikutip sultrakini.com.
Dia
berharap, produksi serabut kelapa nantinya bisa mencapai 3 juta ton per
bulan. Hal itu untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor. Ali juga mengatakan akan mendorong pimpinan daerah di 17
kabupaten dan kota di Sultra untuk menggali potensi daerahnya
masing-masing. Pihaknya juga berencana menggelar pertemuan dengan para
kepala daerah untuk mengumpulkan pengusaha di Sultra yang memiliki
potensi untuk melakukan ekspor.
“Nantinya,
produk-produk milik pengusaha lokal yang memiliki potensi ekspor itu
akan didorong untuk melakukan proses ekspor melalui Kendari New Port.”
Semua
administrasi lanjut dia, bisa melalui Kendari. “Dukungan kita, kalau
ada kebutuhan infrastruktur akan kita berikan semua. Seperti di area
pelabuhan, ada pembuatan jembatan, itu akan saya support sehingga
seluruh akses menuju pelabuhan bisa menjadi mudah,” tukasnya.
Sementara
itu, Kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayatno Ginting
mengungkapkan, selain Cocoa Butter, wilayah Sultra juga memiliki
beberapa komoditas yang dapat dijadikan komoditas unggulan, misalnya
kopra, kakao, beras, jambu mete, cengkeh, jagung, lada, kemiri dan
sarang burung walet.
Namun
dia menyebut, saat ini komoditas dari Sultra masih lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu, baru kemudian
diekspor ke wilayah lain, seperti jambu mete, ungkapnya lagi.(SFL/WMI)