Novel Baswedan kini mendapat perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Singapura. |
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menilai orang yang melakukan penyiraman dengan air keras ke muka penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan merupakan orang terlatih, bukan orang biasa. Dua orang pelaku penyiraman tersebut diduga merupakan orang suruhan yang dibayar.
Hal ini diungkapkan JK, begitu dia sering disapa. "Iya setidaknya orang suruhan, kalau tidak mana mungkin sampai segitu," ungkap JK kepada wartawan (11/4).
Ia pun mengatakan sangat prihatin atas kasus tersebut dan meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kejadian yang menimpa Novel Baswedan.
"Presiden juga berharap agar bisa serius dan cepat menangkap pelakunya," kata JK.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diteror dua orang pengendara motor tak dikenal. Dia disiram air keras seusai salat subuh di masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Novel selesai salat subuh sekitar pukul 05.10 WIB. Saat itu, dia berada di depan masjid Al Ihsan.
Tiba-tiba Novel dihampiri oleh dua orang laki-laki tidak dikenal.
"Langsung menyiram dengan menggunakan air keras dan mengenai mukanya," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Selasa (11/4/2017).
Air keras itu, menyebabkan Novel bengkak di kelopak mata bagian bawah kiri dan berwarna kebiruan.
Serta bengkak di dahi sebelah kiri dikarenakan terbentur pohon.
"Selanjutnya pelaku melarikan diri. Korban dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading guna pertolongan dan saat ini dalam perawatan di kamar nomor 508," ujar Argo.
Kasus ditangani Kepolisian Sektor Kelapa Gading. Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara di masjid Al Ihsan.
"Kemudian, mencari saksi-saksi, bukti, dan informasi di TKP," ujar Argo.