FINANCIAL
Memasuki pertengahan kuartal I/2017, belum ada pertanda kredit perbankan bisa tumbuh dua digit.
Pertumbuhan penyaluran kredit masih belum menggembirakan, masih di level 1 digit. |
Pertumbuhan penyaluran kredit kuartal I tahun 2017 masih belum seperti yang diharapkan. Data Analisis Uang Beredar yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pada Februari tahun ini penyaluran kredit tumbuh 8,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp4.333,1 triliun.
Kondisi ini menunjukkan, pertumbuhannya masih berkutat di level satu digit. Ekonom Bank Central Asia David Sumual menuturkan, kemungkinan untuk keseluruhan kuartal pertama memang kredit belum dapat bertumbuh dua digit. Pasalnya, dalam banyak hal kinerjanya masih belum menunjukkan percepatan.
“Belanja pemerintah masih lemah, keyakinan konsumen masih lemah terutama untuk barang durable seperti kendaraan, dan keyakinan pebisnis untuk ekspansi juga masih lemah di dua bulan pertama ini,” katanya, Rabu (5/4/2017).
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo sempat mengatakan, dengan realiasi pertumbuhan pada Januari dan Februari tetap harus diwaspadai perkembangan penyaluran kredit pada akhir kuartal I/2017.
BI mengharapkan lebih banyak peran investasi swasta yang menggerakkan permintaan kredit perbankan. “Kami harapkan investasi swasta, karena dua tahun terakhir sumber ekonomi kita lebih banyak untuk konsumsi dan spending pemerintah untuk infrastruktur,” kata Agus.
Kendatipun pertumbuhan kredit sampai dengan bulan kedua tahun ini masih satu digit, tetapi persentasenya lebih baik dari pada Januari. Pada Januari, pertumbuhan tercatat 8,2% (yoy) menjadi Rp4.338 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaannya, akselerasi pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI). KMK tercatat sebesar Rp2.042,4 triliun atau tumbuh 11,8% (yoy). Adapun pertumbuhan KI sebesar 9,7% (yoy) menjadi Rp1.119,4 triliun.
Peningkatan pertumbuhan KMK terutama terjadi di sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang masing-masing tumbuh meningkat dari 1,2% (yoy) dan 13,5% (yoy) menjadi sebesar 8,2% (yoy) dan 21,8% (yoy).
Sementara itu, akselerasi pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan pertumbuhan 15,8%. Selain itu juga terdongkrak dari sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang tumbuh 15,9%.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai berat bagi industri perbankan membukukan pertumbuhan kredit dua digit pada Januari – Maret 2017. Keseluruhan pertumbuhan kredit perbankan sampai kuartal pertama tahun ini diprediksi sekitar 8,5%.
“Secara year on year pertumbuhan kredit kuartal pertama bisa berada pada posisi sekitar di atas 8,5%,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon.
Adapun, dengan pertumbuhan kredit pada kuartal pertama ini diprediksi sekitar 8,5% berarti hampir mendekati dengan pencapaian kenaikan kredit pada kuartal pertama tahun lalu yang sebesar 8,71% menjadi Rp4.000 triliun. Hal ini menunjukkan permintaan kredit masih belum terlalu bergairah.